Abstract
The Merenden Tedong ritual is performed by the Toraja Mamasa tribe in Mamasa Regency, West Sulawesi up to now. This study aims to describe the implementation of the Merenden Tedong ritual of the Mamasa community, and then examine the spiritual values contained therein as a solution to community conflict. The motive for doing this research is the threat of social conflict in the community that can cause social disharmony. The method used in this research is qualitative with a descriptive approach. Data obtained through the method of observation, interviews, and analysis. Interviews were conducted with traditional leaders, community leaders, village government and Merenden Tedong ritual practitioners. This research resulted in the following findings: the implementation of the Merenden Tedong ritual in Mamasa included stages: mediation, deliberation, shaking hands and praying, and eating together. While the spiritual values of the Merenden Tedong ritual include: Ma’bisara, Me’renden Tedong, Sitayuk sikamasei Sirande maya-maya, Mesa Kada di Patuo, patang Kada di Pomate and Sipapada. The spiritual values of the Merenden Tedong ritual are a solution to the Mamasa community's conflict and also serves to build peace.
Highlights
Abstrak Ritual Merenden Tedong dilakukan oleh suku Toraja Mamasa di Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat hingga kini
Tokoh adat akan dikomunikasikan melalui simbol, indra mendatangi rumah perempuan yang dan emosi daripada mengandalkan hamil untuk menanyakan kepastiannya. negosiasi melalui kata-kata dan Selanjutnya tokoh adat mengutus pemikiran rasional
Beberapa Motivasi Masyarakat Toraja Memotong Ternak Kerbau pada Upacara Adat (Rambu Solo’ an Rambu Tuka’)
Summary
Stepanus*, Izak Lattu & Tony Tampake Magister Sosiologi Agama, Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan ritual Merenden Tedong masyarakat Mamasa, lalu mengkaji nilai-nilai spiritual yang terdapat di dalamnya sebagai penyelesaian konflik masyarakat. Motif dilakukannya penelitian ini ialah adanya ancaman konflik sosial di tengah masyarakat yang dapat menyebabkan terjadinya disharmoni sosial. Wawancara dilakukan kepada tokoh adat, tokoh masyarakat, pemerintah desa dan pelaku ritual Merenden Tedong. Penelitian ini menghasilkan temuan sebagai berikut: pelaksanaan ritual Merenden Tedong di Mamasa meliputi tahapan: mediasi, musyawarah, berjabat tangan dan berdoa, serta makan bersama. Sedangkan nilai-nilai spiritual ritual Merenden Tedong meliputi: Ma’bisara, Me’renden Tedong, Sitayuk sikamasei Sirande maya-maya, Mesa Kada di Patuo, patang Kada di Pomate dan Sipapada. Nilai-nilai spiritual ritual Merenden Tedong menjadi penyelesaian konflik masyarakat Mamasa dan juga berfungsi untuk membangun perdamaian. Kata Kunci: Adat, Konflik Sosial, Masyarakat, Merenden Tedong, Ritual
Published Version (
Free)
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have