Abstract
Hygiene dalam kerangka pola hidup bersih dan sehat telah menjadi perhatian pemerintah Hindia Belanda sejak abad XIX-XX terhadap masyarakat pribumi yang mayoritas beragama Islam. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam berbasis masyarakat kehadirannya telah menjadi objek penelitian para sarjana Eropa tentang tata cara hygiene dalam syariat Islam. Penelitian ini menggunakan metode sejarah melalui proses heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian membuktikan, program hygiene yang digalakkan pemerintah Hindia Belanda sarat kepentingan ekonomi dan politik, khususnya dalam meningkatkan produktivitas kerja masyarakat pribumi pada sektor perkebunan. Memasuki abad XX program hygiene telah melahirkan para dokter pribumi khususnya dari masyarakat muslim yang dalam prakteknya mampu mengkombinasikan ilmu kedokteran Barat dengan syariat Islam. Diantaranya Peran Ahmad Ramali mempromosikan Hygiene di Padang Sidempuan tahun 1933 dan amal usaha bidang kesehatan Muhammadiyah, Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) atau Pembina Kesejahteraan Umat (PKU) sejak tahun 1923.
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Similar Papers
More From: El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.