Abstract

The aim of this paper is to see how changes occur in the rituals of death in Toraja specifically in Gandangbatu. The intended death ritual is the Ma'bulle Tomate ritual. This Ma'bulle Tomate ritual is one of the rituals contained in Rambu Solo. The method used is a qualitative research method with interview and observation techniques. The Ma'bulle Tomate ritual in Gandangbatu has experienced a clear shift in its practice, which in the past in Aluk Todolo beliefs was accompanied by badong, now replaced by singing. the author found that the meaning of badong in Aluk Todolo is as a medium to express the social status of the dead in society, the completeness of the ritual of his death, prayer requests to Puang Matua so that the deceased get a decent place in puya (a place of waiting) and those who live long life and blessed by Puang Matua. While the meaning of the song in Ma'bulle Tomate is the Christian hymn is just a worship of God and comfort to the family. Through the theoretical approach of Massimo Rosati in the book 'Ritual and Sacred' finally can understand and discover how changes occur in the Ma'bulle Tomate Ritual and the meaning of badong in Aluk Todolo before the entry of Christianity in Gandangbatu.

Highlights

  • Tulisan bertujuan untuk melihat bagaimana perubahan yang terjadi dalam ritual kematian di Toraja secara khusus di Gandangbatu

  • how changes occur in the rituals of death

  • of the rituals contained in Rambu Solo

Read more

Summary

Gandang batu adalah sebuah desa

Solo’ bertujuan untuk menghormati dan yang berada di Kecamatan Gandangbatu mengantarkan arwah orang yang Sillanan, Kabupaten Tana Toraja. Kajian ini sebelumnya telah diantarkan ke pemakaman harus dipikul dikembangkan oleh Selpiande dalam bersama-sama sambil menyanyikan lagu- perspektif nilai-nilai teologis yang lagu rohani dalam bahasa Toraja. Hal yang sama pula para kaum laki-laki, dari yang muda telah ditulis oleh Giovanna Samantha hingga dewasa dan tanpa sadar tradisi ini Lakburlawal dengan menganalisa diwariskan secara turun temurun karena pemahaman Gereja Toraja terhadap lagu-lagu yang dinyanyikan meskipun Ma’Badong (Lakburlawal, 2017). Karena itu penulis (kadang lebih banyak mundurnya tertarik untuk menulisnya dengan daripada majunya) sehingga meskipun rumusan masalah yaitu bagaimana jarak dari rumah duka ke pemakaman pemahaman masyarakat tentang konsep hanya beberapa kilometer saja mayat Badong dan nyanyian dalam ritual membutuhan waktu berjam-jam untuk Ma’bulle Tomate dan bagaimana sampai pada tempat penguburan. Kehidupan masyarakat dan penulis pakai yakni wawancara dan observasi melihat adanya perubahan yang terjadi dan data dikumpulkan melalui alat dalam ritual Ma’bulle Tomate

METODE PENELITIAN tulisan ini peneliti sebagai instrumen
Tana Toraja hingga masuk ke masyarakat
Agama Aluk Todolo yang hampir punah
DAFTAR PUSTAKA
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call