Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapat perlakuan praktikum skala mikro dengan siswa yang mendapat perlakuan praktikum konvensional. Metode penelitian yang digunakan yaitu quasi experiment dengan design pre- and post test design. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Santo Yakobus, Jakarta Utara pada semester ganjil tahun ajaran 2019-2020. Sampel penelitian sebanyak 40 siswa kelas XII IPA yang terdiri dari 20 siswa di kelas eksperimen dan 20 siswa di kelas kontrol yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Kelas ekperimen diberi perlakuan praktikum skala mikro, sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan praktikum konvensional. Kedua kelas diberikan pre-test dan post-test dengan menggunakan instrumen tes yang sama. Instrumen yang digunakan terdiri atas 10 soal uraian yang dibuat berdasarkan 8 indikator keterampilan proses sains dan telah diuji validitas dan reliabilitasnya (r = 0,919). Untuk melihat keterlaksanaan kegiatan praktikum maka dilakukan pengamatan dengan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapat perlakuan praktikum skala mikro dengan siswa yang mendapat perlakuan praktikum konvensional, (thitung (5,412) > ttabel (2,528)). Praktikum skala mikro lebih efektif digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses sains dibandingkan dengan praktikum konvensional. Hal ini berkaitan dengan pelaksanaan praktikum skala mikro yang dilakukan secara individu memberikan pengalaman langsung untuk membuktikan fakta, teori dan konsep yang telah dipelajari di kelas sehingga siswa mendapatkan pengetahuan secara mendalam.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call