Abstract

Ijarah muntahiya bittamlik adalah akad sewa menyewa yang terdapat pemindahan kepemilikan diakhir masa sewa. Ijarah muntahiya bittamlik bertujuan guna memperoleh peluang untuk mendapatkan hak penguasaan barang dalam hal menggunakan akad ijarah muntahiya bittamlik. Tetapi dalam praktiknya akad ijarah muntahiya bittamlik di BTM Kajen ada satu yang kurang sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 27/DSN-MUI/III/2002 yaitu pihak BTM Kajen melakukan akad jual beli terlebih dahulu kemudian melakukan akad ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah praktik akad ijarah muntahiya bittamlik di BTM Kajen sudah sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 27/DSN-MUI/III/2002 tentang ijarah muntahiya bittamlik. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa praktik akad ijarah muntahiya bittamlik di BTM Kajen sudah sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 27/DSN-MUI/III/2002 tentang iajarah muntahiya bittamlik. Ada satu yang kurang tepat yaitu pihak BTM Kajen melakukan akad jual beli terlebih dahulu kemudian melakukan akad ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik. Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional disebutkan pihak yang melakukan akad ijarah muntahiya bittamlik harus melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu. Berdasarkan praktik di lapangan pihak BTM Kajen melakukan akad jual beli terlebih dahulu untuk dijadikan objek akad ijarah muntahiya bittamlik, kemudian melakukan akad ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call