Jengkol pod is waste from jengkol (dogfruit). Its extract contains 5.28% tannin and can be used as a natural dye for textile to add its value. This study was conducted by extracting jengkol pod waste by using water. The treatment of this research is type and method of mordant. The mordant type was Al 2 (SO 4 ) 3 , CaO, and FeSO 4 and mordant method was conducted using three ways, simultaneous, post, and the combination of both. Dying was applied to cotton fabrics. To find out the effect of each treatment, the colored fabrics measured the strength and darkness of the color. The quality of the colored fabrics was determined by testing the color fastness against washing, acidic and alkaline sweat, light, and rubbing. The results showed that mordant type and method affected the color strength and darkness. The highest color darkness and differences were obtained in the treatment using mordant FeSO 4 for all mordant methods. The mordant type and method did not have a significant effect on the color fastness of the fabric. The average of non-mordant fabric (control) has a higher fastness value compared to the colored fabrics. Some treatments have the same color fastness as the control fabric. The CaO mordant treatment with post and combined mordant method had better color fastness against alkaline sweat and light than controlled fabric treatment. Abstrak Kulit jengkol merupakan limbah yang dihasilkan dari buah jengkol. Ektrak kulit jengkol mengandung tanin sebesar 5,28% dan dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alam tekstil untuk meningkatkan nilai tambahnya. Penelitian dilakukan dengan mengekstrak kulit jengkol menggunakan air. Perlakuan penelitian yaitu jenis dan metode mordan. Jenis mordan yang digunakan adalah Al 2 (SO 4 ) 3 , CaO, dan FeSO 4 . Metode mordan dilakukan dengan tiga cara yaitu simultan, pasca, dan gabungan. Pewarnaan diaplikasikan pada kain katun. Untuk melihat pengaruh masing-masing perlakuan maka kain yang telah diwarnai diukur arah dan ketuaan warnanya. Kualitas kain hasil pewarnaan dilihat dengan menguji ketahanan luntur warna terhadap pencucian, keringat asam dan basa, sinar, dan gosokan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis dan metode mordan mempengaruhi arah dan ketuaan warna kain. Ketuaan dan perbedaan warna paling tinggi diperoleh pada perlakuan menggunakan mordan FeSO 4 untuk semua metode mordan baik simultan, pasca, dan gabungan. Jenis dan metode mordan tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap ketahanan luntur warna kain. Kain kontrol tanpa mordan rata-rata mempunyai nilai ketahanan luntur yang lebih tinggi dibandingkan dengan kain yang diwarnai. Beberapa perlakuan mempunyai ketahanan luntur warna yang sama dengan kain kontrol. Perlakuan mordan CaO dengan metode mordan pasca dan gabungan mempunyai ketahanan luntur warna terhadap keringat basa dan sinar yang lebih baik dari perlakuan kain kontrol.