Abstract

Tradisi Tepung Tawar merupakan tradisi yang terdapat dalam rangkaian prosesi pernikahan masyarakat Melayu Kota Tanjung Balai. Tradisi ini tergolong sebagai tradisi yang sakral oleh masyarakat setempat sehingga masih dipraktikkan sampai sekarang. Tulisan ini bertujuan mengkaji tentang proses pelaksanaan tradisi Tepung Tawar serta menganalisis bentuk akulturasi agama dan budaya yang ada pada tradisi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dan proses pengumpulan data dilakukan penulis dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi serta kajian pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada awalnya tradisi ini merupakan ritual yang berasal dari kepercayaan Hindu yang kemudian mengalami akulturasi dengan kebudayaan Melayu, pernyataan ini diperkuat dengan adanya persamaan antara tradisi Tepung Tawar dengan ritual adat pernikahan orang India (Hindu). Selain itu, fakta sejarah mengungkapan bahwa kedatangan bangsa asing salah satunya ialah orang-orang India (Hindu) ke tanah Melayu pada abad ke – 7 M atau 8 M menjadi cikal bakal berkembangnya budaya Hindu di tanah Melayu khususnya Kota Tanjung Balai, sehingga sangat dominan untuk mempengaruhi kebudayaan masyarakat lokal. Namun setelah Islam masuk Tepung Tawar menjadi tradisi masyarakat Melayu yang didalamnya terdapat ajaran-ajaran agama Islam yang telah disisipkan. Sehingga penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Tepung Tawar merupakan bentuk akulturasi agama dan budaya yang terjadi pada masyarakat Melayu di Kota Tanjung Balai, serta sarana memohon keberkahan dan kedamaian kepada Allah SWT untuk orang yang di Tepung Tawari.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call