Abstract

This article will discuss the tradition of recitation of zikr Saman in Bonjeruk Village, Central Lombok West Nusa Tenggara. By photographing the phenomenon of the Zikir Saman, this article will review how Zikir Saman implemented in the society by being inspired by hadith texts and along with its acculturation to local culture. By using the living Hadith lens, this research goes through the stages of observation, interview, documentation and interpretation. The identification of problems in this reserach includes: a brief history and development of the zikr saman in Bonjeruk Village, the form of performance and its function in the muslim society. The findings of this study are: First, the tradition of Zikir Saman in Bonjeruk Village has sanad connection to Zikir Saman in Banten which was initiated by Shaykh Abdul Karim. Second, the zikir Saman in Bonjeruk Village experiences dynamics from time to time: from sacred rituals ferformance to profane entertainment show, zikir Saman staged in tourism events. Third, the recitation of Zikr Saman in Bonjeruk Village was a tradition inherent in the aristocracy habitus, because the first bearer of this tradition was Raden Hukum (Datu/King Jonggat). But later, this tradition developed into a folk tradition that most people are interested in.

Highlights

  • Abstrak - Artikel ini akan membahas tradisi Zikir Saman di Desa Bonjeruk Lombok Tengah dengan menggunakan kerangka living Hadis

  • This article will discuss the tradition of recitation of zikr Saman

  • how Zikir Saman implemented in the society

Read more

Summary

Hasil Penelitian dan Pembahasan Profil Desa Bonjeruk

Desa Bonjeruk Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB)[7] kini merupakan salah satu desa wisata.[8]. Menurut Lalu Putrie, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah, Bonjeruk merupakan salah satu desa tertua di Lombok Tengah. Menurut Wira Jaya Putra Lalu Adi Permadi, Bonjeruk dari sejarahnya sebagai ibu kota Kerajaan Jonggat, yang didirikan oleh para keturunan Datu Pujut di Pampang. Keberadaan bangunan peninggalan Belanda tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi Desa Bonjeruk. Salah satu raja atau Datu yang terkenal dari kerajaan ini bernama Raden Nune Emas. M. Zulfa Halim, pamerintah kabupaten sangat berkepentingan mempromosikan Desa Wisata sejarah Bonjeruk mengingat desa ini sangat potensial untuk dikembangkan dari berbagai sudut, baik dari sudut arsitektural, tata ruang, peninggalan sejarah dan budaya. Oleh karena itu L.M. Zulfa Halim mengangkat Gerbang Tua di Gedeng Beleq Bonjeruk sebagai salah satu icon pariwisata Lombok Tengah yang dicantumkan dalam booklet pariwisata Lombok Tengah.[9]. Sedangkan Dusun Bonjeruk Duah, Bonjeruk Dalem, Bat Pekan Timuk, dan Loang Tune juga sedang dikembangkan

Praktik dan Ritual Zikir Saman di Desa Bonjeruk Sejarah Singkat
DAFTAR PUSTAKA
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call