Abstract
Abstrak - Mahasiswa berada dalam tahapan usia emerging adulthood yang memiliki tugas perkembangan untuk menjalin relasi. Dalam usahanya menjalin relasi, mahasiswa menggunakan aplikasi media sosial seperti Twitter/X. Selain untuk menjalin relasi, mahasiswa juga melakukan pengungkapan diri berupa curhatan, mengungkapkan emosi dan opini yang ada pada dirinya di Twitter/X. Perilaku pengungkapan diri mahasiswa di media sosial disebut online self-disclosure. Mahasiswa menggunakan Twitter/X dikarenakan terdapat fitur untuk mengunggah tulisan, foto atau video, maka penggunaannya oleh mahasiswa juga dapat memfasilitasi proses keterbukaan dirinya. Seseorang melakukan SD dapat dipengaruhi rasa cemas dan takut ketika mendapat evaluasi negatif dari orang lain yang disebut sebagai social anxiety. Perasaan takut ditolak akan muncul ketika hal yang diungkapkan tidak disukai oleh orang lain yang merupakan gambaran dari social anxiety. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara social anxiety dengan online self-disclosure pada mahasiswa pengguna Twitter/X. Pengambilan data menggunakan metode incidental sampling dan didapatkan sebanyak 165 mahasiswa pengguna Twitter/X. Variabel online self-disclosure diukur menggunakan General Disclosiveness Scale milik Gibbs et al. (2006) dan variabel social anxiety diukur menggunakan Interaction Anxiousness Scale milik Leary (1983). Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara social anxiety dengan online self-disclosure pada mahasiswa pengguna Twitter/X (r = 0.035; p = 0.519; p > 0.05). Sebagian besar responden memiliki tingkat online self-disclosure pada kategori sedang (51.5%) sedangkan pada variabel social anxiety sebagian besar responden berada pada kategori sedang-tinggi (40.6%).
Published Version
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have