Abstract
Latar belakang: Jumlah penderita glaukoma terus meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kejadian glaukoma berhubungan dengan kondisi kebutaan, yang mana glaukoma adalah penyebab kedua tertinggi dari kebutaan di Indonesia. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan penelitian cross sectional study comparative yang dilakukan terhadap pasien glaukoma sejumlah 44 orang pasien di RSUP Dr. M. Djamil Padang, dengan satu orang pasien diwakili oleh satu mata, dimana pasien baru pertama kali datang ke RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pada penelitian ini pasien dikelompokkan menjadi PACG akut dan kronis, setelah itu dinilai perbedaan tajam penglihatan pada masing-masing kelompok. Analisis dilakukan dengan Independent Sample T-test menggunakan SPSS versi 15.0. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketajaman penglihatan pada PACG akut terbanyak adalah kebutaan (40,90%). Ketajaman penglihatan pada PACG kronis terbanyak adalah normal / visual impairment ringan (86,36%). Hasil pengujian statistik menunjukkan p-value <0,001 (p<0,05). Kesimpulan: Ketajaman penglihatan terbanyak pada PACG akut adalah kebutaan sedangkan pada PACG kronis adalah normal / visual impairment ringan, sehingga perlu penanganan yang lebih cepat terutama kepada pasien dengan PACG akut untuk menghindari terjadinya kebutaan secara permanen pada pasien tersebut.
Published Version
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have