Abstract

Di Indonesia, botol plastik isi ulang yang sering disebut dengan istilah galon biasanya memiliki volume 19 liter. Banyak masyarakat Indonesia, terutama masyarakat menengah ke bawah, yang memanfaatkan air olahan dari depot air minum isi ulang (DAMIU) sebagai air minum. Saat ini, keberadaan mikroplastik dalam air minum menjadi kekhawatiran masyarakat di seluruh dunia karena potensi dampaknya terhadap kesehatan. Penelitian ini mengkaji pengaruh lamanya pemakaian galon dan frekuensi pencucian galon terhadap kelimpahan mikroplastik pada air olahan dari depot air minum isi ulang. Kelimpahan mikroplastik diteliti dengan pengambilan sampel pada penggunaan galon di hari ke 10, 20, dan 30, dengan pengisian galon setiap 2 hari sekali selama satu bulan. Selain itu untuk pencucian galon menggunakan mesin sikat dengan variasi waktu 30 detik, 90 detik, dan pencucian tanpa disikat. Sampel galon merupakan galon yang baru. Nilai kelimpahan mikroplastik pada hari ke-30 lebih besar jika dibandingkan dengan sampel pada hari ke-10 dan ke-20. Semakin sering galon digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama, semakin besar nilai kelimpahan mikroplastiknya. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mencuci galon menggunakan mesin sikat, maka semakin banyak pula mikroplastik yang ada. Kisaran ukuran mikroplastik dalam air yang diolah adalah 20–250 m, serta berbentuk fiber, fragment, dan film. Nylon, Nitrile, Polycarbonate (PC), Polyethylene terephthalate (PETE), Polyvinyl terephthatlate (PVC), dan High-density polyethylene (HDPE) termasuk di antara polimer mikroplastik yang diidentifikasi melalui hasil uji FTIR.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call