Abstract
Perilaku maladaptif banyak ditunjukkan oleh anak di pasca pandemi seperti menjadi pelaku bullying, turunnya minat belajar, memilih bermain gadget daripada bersosialisasi, dan menjadi pelaku kekerasan pada teman sebayanya. Kekerasan biasanya dilatarbelakangi oleh perbedaan pendapat, latar belakang suku, budaya dan pendidikan. Anak juga terdampak oleh pola asuh negatif orangtua yang mengalami masa krisis saat pandemi ditunjukkan komunikasi orangtua dan anak yang buruk dan cenderung pasif. Selama ini orangtua menyerahkan pengajaran tentang nilai keberagaman dan perbedaan pada guru di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan persoalan perilaku maladaptif anak dengan melibatkan peran orangtua melalui pengasuhan positif dengan mengimplementasikan nilai moderasi beragama. Harapannya anak tumbuh secara optimal, memiliki perilaku yang adaptif dan menerapkan nilai moderasi beragama dalam kehidupannya. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Hasil penelitian menunjukkan adanya permasalahan perilaku maladaptif anak akibat rendahnya pengawasan orangtua dan minimnya aktivitas anak. Masyarakat menyadari kebutuhan pengetahuan mengenai pengasuhan positif yang memuat nilai-nilai moderasi beragama, pelaksanaan kegiatan praktik pengasuhan dan evaluasi kegiatan yang memberikan dampak pada kehidupan yang damai dan aman di lingkungan masyarakat. Penelitian ini menunjukkan pentingnya peran warga dalam mendorong terciptanya pengasuhan positif dan pentingnya nilai moderasi beragama dalam penanaman nilai keberagaman dan toleransi pada anak.Kata kunci : anak, dampak pandemik, pengasuhan positif, moderasi beragama.
Published Version
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have