Abstract

Indonesia mengalami bonus demografi sepanjang tahun 2017—2030. Namun, momentum bonus demografi yang dialami Indonesia dibarengi dengan mulai berkembangnya revolusi industri 4.0. Permintaan tenaga kerja menurun karena adanya artificial intelligence dan advance robotics yang menggantikan tenaga manusia. Sehingga resiko terjadinya pengangguran menjadi lebih tinggi. Hal ini memperparah keadaan Indonesia yang sedang terjebak dalam middle-income trap. Padahal negara lain dapat memanfaatkan bonus demografi sehingga dapat mendorong perekonomian. Penelitian ini mengungkap eksistensi middle income trap pada level provinsi berdasarkan sisi kapasitas ekonominya dengan membentuk indeks middle income trap. Selain itu, menguji secara statistik apakah tingkat pengangguran yang tinggi ini akibat adanya bonus demografi menyebabkan Indonesia belum dapat keluar dari middle income trap. Selama periode 2015—2018, terdapat 20 provinsi yang terjebak dalam MIT dan 14 provinsi yang tidak mengalami MIT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengangguran usia dewasa dan rasio gini berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks MIT, sedangkan pembentukan modal tetap bruto, angka partisipasi kasar perguruan tinggi, dan pertumbuhan nilai tambah bruto sektor manufaktur berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks MIT.

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.