Abstract
Hiposenter adalah salah satu parameter penting dari gempa bumi. Persebaran hiposenter salah satunya sering digunakan untuk mitigasi bencana, pun untuk mengetahui karakteristik seismisitas suatu daerah. Tingkat akurasi penentuan hiposenter sangat dipengaruhi oleh model kecepatan gelombang seismik. Setiap wilayah memiliki model kecepatan yang berbeda terkait struktur bawah permukannya juga berbeda. Artinya, sangat diperlukan suatu model kecepatan lokal untuk menunjang tingkat akurasi hiposenter yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model kecepatan lokal 1 dimensi wilayah Papua, sebagai salah satu wilayah dengan tingkat seismisitas yang sangat aktif. Model kecepatan diperoleh menggunakan metode inversi Coupled Hypocenter-Velocity yang dijalankan menggunakan program Velest 3.3. Data yang digunakan berasal dari katalog gempa BMKG, sebanyak 392 kejadian gempa bumi di Papua pada tahun 2017. Digunakan sebanyak 24 stasiun jaringan BMKG. Model kecepatan inisial yang digunakan adalah model kecepatan 1 dimensi IASP91. Hasil penelitian menunjukkan kecepatan gelombang seismik lebih cepat dari model kecepatan IASP91 pada kedalaman hingga 7 km, lebih lambat hingga kedalaman 20 km, dan lebih cepat hingga kedalaman 171 km. Nilai RMS residual hingga iterasi ke-6 adalah 0.682643 dengan GAP rata-rata sebesar 190.
Published Version
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have