Abstract

Mesoscale Convective Complex (MCC) merupakan salah satu jenis dari Mesoscale Convective System (MCS). MCC membentuk sistem awan badai yang luas akibat dari banyaknya sel tunggal awan Cumulunimbus yang berkumpul dan tumbuh sehingga disebut gugusan awan konvektif berskala meso. Pada 14 Agustus 2017 terbentuk MCC di wilayah Papua Barat dengan masa hidup dari pukul 14.00 hingga 19.00 UTC. Fenomena MCC tersebut menghasilkan hujan yang berlangsung cukup lama dan bersifat terus-menerus. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi atmosfer saat terjadinya MCC di Papua Barat pada 14 Agustus 2017. Kajian ini menggunakan data reanalysis dari ECMWF berupa parameter komponen angin meridional dan zonal, vortisitas, dan kelembaban udara. Selain itu, juga perlu dikaji dengan menggunakan citra satelit Himawari 8 dan data Radiosonde. Dari komponen angin meridional dan zonal pada pukul 06.00-24.00 UTC terdapat angin yang cukup kencang di Papua Barat dengan arah pergerakan ke barat laut hingga utara. Berdasarkan kajian sementara, nilai vortisitas lapisan 500 mb pada pukul 06.00-24.00 UTC bernilai negatif yang mengindikasikan adanya sirkulasi siklonik pada troposfer bagian tengah. Kondisi tersebut didukung dengan nilai kelembaban udara yang berkisar antara 70-100% yang menunjukkan kondisi lapisan pada saat kejadian relatif basah. Pada citra satelit Himawari menunjukkan adanya gugusan awan Cumulonimbus dengan suhu puncak -80 0C dan berdiameter sekitar 200 km, yang bercampur dengan awan jenis lain. Sehingga, MCC tersebut tergolong pada MCS kategori beta.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call