Abstract

Interaksi laut dan atmosfer memegang peranan penting dalam pembentukan aktivitas konvektif di wilayah Kepulauan Tanimbar, interaksi kedua sistem tersebut dapat menimbulkan fenomena pola konvektif skala meso dan menyebabkan pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan hujan dan angin kencang di wilayah tersebut. Sistem pergerakan dan peningkatan kecepatan angin akan berdampak pada naiknya gelombang air laut ke pesisir sehingga membentuk gelombang badai dan banjir pesisir (rob). Penelitian ini mengkaji bagaimana pengaruh Mesoscale Convective System (MCS) terhadap kejadian gelombang badai dan potensi banjir pesisir (rob) di Kepulauan Tanimbar selama tahun 2017 – 2018 dengan menggunakan gabungan model Coupled Ocean-Atmosphere Mesoscale Prediction System (COAWST) dan Advanced Circulation Model (ADCIRC) dengan tujuan untuk pengembangan sistem peringatan dini wilayah pelabuhan dan pesisir. Konsep model COAWST-ADCIRC dikopling secara langsung dengan OASIS3-MCT untuk parameter SST, spektrum gelombang laut dangkal dan sirkulasi angin. Respon kecepatan angin menunjukkan peningkatan sebesar 3.0 m/s – 4.5 m/s dan energi gelombang laut meningkat hingga 0.4 – 0.6 meter serta level kenaikan air laut meningkat 0.3 meter. Verifikasi lanjutan dilakukan dengan data observasi pasang surut pola konstituens semi-diurnal dan citra satelit altimetri Jason 3, serta investigasi terhadap uji kualitas hasil model menggunakan pendekatan EnKF untuk mengetahui akurasi prediksi pola gelombang laut dangkal dan daerah terdampak inundasi.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call