Abstract

Particulate Matter (PM) merupakan salah satu pencemar udara yang berdampak besar terhadap kesehatan manusia terutama di wilayah perkotaan seperti Jakarta Pusat. Ukuran PM dengan diameter <10 µm disebut sebagai PM10, diameter < 2.5 µm disebut sebagai PM2.5, serta diameter 2,5-10 µm disebut sebagai PM2.5-10. Faktor meteorologi berperan penting dalam produksi, dekomposisi, dan dispersi konsentrasi PM. Efek meteorologi terhadap perubahan konsentrasi PM dapat memiliki jeda. Oleh karena itu, pada penelitian ini diamati terkait jeda waktu yang diberikan oleh curah hujan, kelembaban relatif, suhu udara, dan kecepatan angin dalam memengaruhi fluktuasi konsentrasi PM selama periode 2018-2021 di Jakarta Pusat. Data yang digunakan merupakan data meteorologi dan konsentrasi PM2.5 dan PM10 di Stasiun Meteorologi Kemayoran dari tahun 2018-2021. Model yang digunakan pada penelitian ini yaitu Model Jeda Terdistribusi Non-linier. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi PM (PM2.5, PM10, dan PM2.5-10) selama periode 2018-2021 memiliki pola yang fluktuatif. Hasil luaran model menunjukkan bahwa efek dari faktor meteorologi dalam memengaruhi perubahan konsentrasi PM berbeda-beda jeda waktunya. Efek kumulatif jeda dari curah hujan dan kecepatan angin menunjukkan efek negatif terhadap konsentrasi PM. Kemudian, efek kumulatif jeda dari suhu udara menunjukkan efek positif terhadap konsentrasi PM. Sedangkan, untuk efek kumulatif jeda dari kelembaban relatif menunjukkan efek yang berbeda-beda, ada yang menunjukkan efek negatif atau efek penurunan dan efek positif atau efek peningkatan terhadap konsentrasi PM.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call