Abstract
Jemaat Kolose hidup dalam budaya rumah tangga Greko-Roma yang kental dengan hegemoni maskulinitas kepala keluarga, sehingga istri, anak, dan budak mengalami perlakuan yang sewenang-wenang. Kekristenan tentu tidak mengicinkan hal semacam ini terjadi dalam umah tangga kristen. Artikel ini berupaya membuktikan bahwa Kolose 3:18 – 4:1 dipakai oleh Paulus untuk menangani hegemoni maskulinitas pada masa itu. Metode yang dipakai ialah hermeneutika genre epistolari. Kajian terhadap Kolose 3:18 – 4:1 dengan memperhatikan struktur, gramatika, maupun konteks budaya menunjukkan bahwa Paulus menggunakan formula inferior-superior dalam struktur aturan rumah tangga, memberikan nilai yang baru dalam peran masing-masing anggota, dan mendasarkan segala tindakan pada superioritas Kristus. Paulus tetap menghormati keberadaan hirarki sosial yang ada tetapi memodifikasi dalam hal nilai dan praktik.
Published Version
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have