Abstract

Sekitar 500 juta ton hasil samping pembakaran batubara diproduksi setiap tahun, dengan abu layang yang menyumbang sekitar 70% dari produk samping tersebut. Oleh karena itu, pemanfaatan abu layang menjadi sangat penting karena jika tidak diolah dan dimanfaatkan dengan benar dapat berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan manusia. Pemanfaatan abu layang sangat dipengaruhi oleh karakteristiknya yang berbeda-beda pada setiap sumbernya karena dipengaruhi oleh jenis batubara, kondisi pembakaran, dan pendinginan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan karakterisasi dengan menggunakan XRF dan XRD pada abu layang yang berasal dari PLTU Tanjung Selor. Berdasarkan ASTM C618, abu layang PLTU Tanjung Selor merupakan abu layang Kelas F karena memiliki total kandungan SiO2 + Al2O3 + Fe2O3 adalah 71,4% (>70%) dan CaO sebesar 13,83% (<15%). Hasil XRD juga menunjukkan bahwa abu layang ini didominasi oleh Fe2O3 dan SiO2 dengan munculnya puncak Fe2O3 (hematit) pada 2θ = 33,44; 35,57; 43,27° (PDF 01-073-0603) dan SiO2 (kuarsa) pada 2θ = 20,81; 26,63; 50,14; 57,26; 68,34° (PDF 01-085-0335). Karakteristik dari abu layang ini menunjukkan bahwa abu layang ini memiliki potensi sebagai prekursor untuk sintesis zeolit X dan P karena memiliki rasio SiO2/Al2O3 1,63. Selain itu, karena kandungan Si dan Al yang dominan abu layang ini juga berpotensi sebagai prekursor geopolimer, kandungan Fe yang dominan (27%) juga mampu meningkatkan kekuatan dari geopolimer.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call