Abstract

The embankment dam is the most widely built dam in the world, especially in Indonesia. However, embankment dams are also prone to collapse. Dam failures due to the piping process through the dam body account for 30.5% of the total dam collapses worldwide. Therefore, it is necessary to periodically monitor and evaluate the condition of pore water pressure and seepage in a dam which is usually carried out using installed instrumentation. Very little has been done on instrumentation interpretation of earthfill dams in Indonesia, which is a very worrying condition. It is possible that old or even new dams have shown behavior that leads to a decrease in safety. This condition can be monitored by instrumentation in the dam if interpreted properly. Kedung Ombo Dam as an old embankment dam but has a fairly complete instrumentation can be evaluated for safety related to pore water pressure and phreatic line (seepage line). Pore water pressure evaluation is carried out by collecting piezometer readings and reservoir water level fluctuations over a period of several years. The results of the research on the interpretation of piezometer readings indicate that the overall safety of the Kedung Ombo dam is still good in terms of pore water pressure conditions. However, there are some anomalous conditions that should be investigated further

Highlights

  • PENDAHULUANTekanan air pori yang tinggi merupakan salah satu faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya rembesan yang memicu terjadinya piping dan mengganggu kestabilan bendungan.

  • Keruntuhan akibat piping tersebut paling banyak terjadi pada bendungan tipe earthfill atau urugan tanah (Fell et al 2015).

  • Oleh karena itu diperlukan adanya pemantauan dan evaluasi berkala terhadap kondisi tekanan air pori dan rembesan pada suatu bendungan yang biasanya dilakukan menggunakan instrumentasi piezometer dan v-notch yang terpasang pada tubuh bendungan (US Army Corps of Engineers, 2004).

Read more

Summary

PENDAHULUAN

Tekanan air pori yang tinggi merupakan salah satu faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya rembesan yang memicu terjadinya piping dan mengganggu kestabilan bendungan. Keruntuhan akibat piping tersebut paling banyak terjadi pada bendungan tipe earthfill atau urugan tanah (Fell et al 2015). Oleh karena itu diperlukan adanya pemantauan dan evaluasi berkala terhadap kondisi tekanan air pori dan rembesan pada suatu bendungan yang biasanya dilakukan menggunakan instrumentasi piezometer dan v-notch yang terpasang pada tubuh bendungan (US Army Corps of Engineers, 2004). Interpretasi instrumentasi pada bendungan urugan tanah yang ada di Indonesia sedikit sekali yang telah dilakukan dimana kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Pada penelitian ini dilakukan penelitian dengan menganalisis hasil rekaman instrumentasi salah satu bendungan besar di Indonesia yang telah memiliki instrumentasi yang sangat baik. Untuk melakukan evaluasi piping dan rembesan pada Bendungan Kedungombo, telah dipasang instrumentasi pemantauan bendungan. Jenis instrumentasi yang akan digunakan dalam evaluasi ini adalah instrumentasi piezometer

TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
Screening Data Bacaan Piezometer
Penggambaran Kontur Rembesan
Kesimpulan
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call