Abstract

Dalam menentukan derajat kesehatan, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan salah satunya Angka Kematian Bayi (AKB). Pada tahun 2017, AKB di Indonesia masih ada sekitar 24 kasus dari 1000 kelahiran hidup. Padahal, Sustainable Development Goals (SDGs) menargetkan pada tahun 2030 AKB pada seluruh negara di dunia turun menjadi 12 kasus dari 1000 kelahiran hidup. Salah satu upaya untuk menurunkan AKB adalah dengan memberikan ASI eksklusif. Selama periode 2015-2017, persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif di Kalimantan Barat selalu berada dibawah angka nasional dan bahkan menjadi yang terendah di Pulau Kalimantan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik ibu yang memiliki baduta untuk memberikan ASI eksklusif, mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh serta menganalisis kecenderungannya terhadap pemberian ASI eksklusif oleh ibu yang memiliki baduta di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2019. Hasil dari penelitian ini adalah secara umum, pemberian ASI eksklusif di Provinsi Kalimantan Barat banyak ditemukan pada ibu yang berusia 25-34 tahun, berpendidikan sekolah menengah ke atas, tinggal di perdesaan, berstatus tidak bekerja, bukan rumah tangga miskin, dan penolong saat melahirkan adalah tenaga medis. Selanjutnya, variabel-variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pemberian ASI eksklusif oleh ibu yang memiliki baduta di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2019 yaitu tingkat pendidikan, status bekerja, dan status kemiskinan rumah tangga.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call