Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur selama ini dikenal sebagai salah satu sentra produksi perhiasan emas yang dijalankan secara tradisional berbasis industri UMKM. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana perubahan struktur industri yang diinisiasi oleh para perajin perhiasan emas di Sidomukti sebagai bagian dari strategi adaptasi para perajin tersebut dalam menghadapi krisis. Krisis yang dimaksud adalah menurunnya skala industri perhiasan emas di Sidomukti serta menurunnya pendapatan yang diakibatkan fluktuasi harga emas sejak krisis moneter tahun 1997/1998. Rumus yang berlaku adalah, harga emas di pasaran tergantung nilai kurs dolar terhadap rupiah. Semakin rendah dan semakin stabil harga emas di pasaran, semakin kondusif iklim industri perhiasan emas. Akan tetapi sejak krisis moneter 1997/1998, harga emas di pasaran cenderung naik dan tidak stabil. Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, penelitian ini akan menjelaskan strategi adaptasi yang dijalankan para perajin dalam menghadapi krisis tersebut. Para perajin mengubah struktur industri putting out yang sudah berlangsung selama ini, dengan memodifikasi rantai produksi yang sebelumnya berporos kepada juragan menjadi lebih fleksibel. Caranya para perajin tidak lagi menggantungkan siklus produksi pada pesananan juragan, melainkan secara mandiri mencoba memproduksi sendiri serta memasarkannya juga secara mandiri. Penelitian ini ingin memberikan kontribusi berupa data dan analisa tentang resiliensi sektor industri berbasis UMKM dalam menghadapi krisis dan menjadikan sektor industri berbasis UMKM sebagai sektor yang adaptif dalam menghadapi turbulensi ekonomi.