Year
Publisher
Journal
Institution
1
Institution Country
Publication Type
Field Of Study
Topics
Open Access
Language
Filter 1
Year
Publisher
Journal
Institution
1
Institution Country
Publication Type
Field Of Study
Topics
Open Access
Language
Filter 1
Export
Sort by: Relevance
Perbandingan Asupan Makan Dan Aktifitas Fisik Pada Remaja Berdasarkan Status Gizi

AbstrakPenyebab obesitas sampai sekarang masih belum jelas dan masih diperdebatkan. Pengobatan dan pencegahan obesitas yang efektif dapat dicapai jika diketahui patogenesis secara komprehensif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji perbandingan asupan makan dan aktifitas fisik pada remaja dengan obesitas dan normal. Penelitian dilakukan secara case control dengan sampel sebanyak 311 remaja putri. Pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling. Kriteria obesitas berdasarkan IMT > 2 SD dan Normal -2 SD <IMT> 1 SD. Pola makan ditentukan dengan semi-kuantitatif Food Frequency Quessioner (FFQ) dan aktifitas fisik dengan Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQC). Rata- rata asupan energi total kelompok obes 2344,92± 606,31 kcal/hari lebih tinggi dari kelompok normal 2285,41± 602,86 kcal/hari, tapi tidak ada perbedaan yang bermakna antar kedua kelompok p=0,435. Subyek dengan tingkat aktifitas fisik ringan 62,9% mengalami obesitas sementara 58,9% termasuk kelompok normal. Tidak ada hubungan yang bermakna tingkat aktifitas fisik dengan obesitas p=0,27. Rata-rata asupan karbohidrat, protein, lemak, serat dan asam lemak lebih tinggi pada aktifitas tinggi dibandingkan tingkat aktifitas sedang dan rendah. Ada perbedaan yang bermakna antara asupan makanan dengan tingkat aktifitas fisik p < 0,05. Kesimpulan tidak ada perbedaan antara asuan makan dan aktifitas fisik berdasarkan status gizi pada remaja Kata Kunci : pola makan, aktifitas fisik , remaja dan obesitas

Read full abstract
Open Access
Perbandingan Asupan Makan Dan Aktifitas Fisik Pada Remaja Berdasarkan Status Gizi

AbstrakPenyebab obesitas sampai sekarang masih belum jelas dan masih diperdebatkan. Pengobatan dan pencegahan obesitas yang efektif dapat dicapai jika diketahui patogenesis secara komprehensif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji perbandingan asupan makan dan aktifitas fisik pada remaja dengan obesitas dan normal. Penelitian dilakukan secara case control dengan sampel sebanyak 311 remaja putri. Pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling. Kriteria obesitas berdasarkan IMT > 2 SD dan Normal -2 SD <IMT> 1 SD. Pola makan ditentukan dengan semi-kuantitatif Food Frequency Quessioner (FFQ) dan aktifitas fisik dengan Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQC). Rata- rata asupan energi total kelompok obes 2344,92± 606,31 kcal/hari lebih tinggi dari kelompok normal 2285,41± 602,86 kcal/hari, tapi tidak ada perbedaan yang bermakna antar kedua kelompok p=0,435. Subyek dengan tingkat aktifitas fisik ringan 62,9% mengalami obesitas sementara 58,9% termasuk kelompok normal. Tidak ada hubungan yang bermakna tingkat aktifitas fisik dengan obesitas p=0,27. Rata-rata asupan karbohidrat, protein, lemak, serat dan asam lemak lebih tinggi pada aktifitas tinggi dibandingkan tingkat aktifitas sedang dan rendah. Ada perbedaan yang bermakna antara asupan makanan dengan tingkat aktifitas fisik p < 0,05. Kesimpulan tidak ada perbedaan antara asuan makan dan aktifitas fisik berdasarkan status gizi pada remaja Kata Kunci : pola makan, aktifitas fisik , remaja dan obesitas

Read full abstract
Open Access
Relative validation of the adapted Mediterranean Diet Score for Adolescents by comparison with nutritional biomarkers and nutrient and food intakes: the Healthy Lifestyle in Europe by Nutrition in Adolescence (HELENA) study.

To investigate whether adherence to the adapted Mediterranean Diet Score for Adolescents (MDS_A) and the adapted Mediterranean Diet Quality Index for Adolescents (KIDMED_A) is associated with better food/nutrient intakes and nutritional biomarkers. The Healthy Lifestyle in Europe by Nutrition in Adolescence (HELENA) study is a cross-sectional study aiming to obtain comparable data on a variety of nutritional and health-related parameters in European adolescents aged 12·5-17·5 years. Nine European countries. European adolescents (n 2330) recruited to the HELENA study. Dietary intake was obtained with 24 h dietary recalls, an FFQ and a Food Choices and Preferences questionnaire. MDS_A was calculated as a categorical variable using cut-offs (MDS_A), as a continuous variable (zMDS_A) and with energy adjustments (zEnMDS_A). The KIDMED_A score was also calculated. Multilevel linear regression analysis showed positive associations for zMDS_A and KIDMED_A with serum levels of vitamin D, vitamin C, plasma folate, holo-transcobalamin, β-carotene and n-3 fatty acids, while negative associations were observed with trans-fatty acid serum levels. For categorical indices, blood biomarkers showed few significant results. zMDS_A and KIDMED_A showed positive associations with vegetables and fruits intake, and negative associations with energy-dense and low-nutritious foods. zMDS_A and KIDMED_A were positively associated with all macronutrients, vitamins and minerals (all P < 0·0001), except with monosaccharides and PUFA for KIDMED_A and cholesterol for both indices (P < 0·05). zMDS_A and KIDMED_A have shown the strongest associations with the dietary indicators and biomarkers that have been associated with the Mediterranean diet before, and are therefore considered the most appropriate and valid Mediterranean diet scores for European adolescents.

Read full abstract
Open Access
Unterschiede in der Mahlzeitenhäufigkeit und Kohlenhydrataufnahme von Heranwachsenden mit Typ-1-Diabetes und stoffwechselgesunden Gleichaltrigen und Zusammenhang zur Stoffwechselkontrolle

Zusammenfassung Ziel Die Ernährung von Menschen mit Typ-1-Diabetes kann sich aufgrund von krankheitsbedingten Faktoren, die wiederum den Diabetesverlauf beeinflussen können, von der Ernährung gesunder Gleichaltriger unterscheiden. In dieser Querschnittsstudie wurden die Mahlzeitenhäufigkeit sowie die daraus resultierende Kohlenhydrataufnahme bei Heranwachsenden mit intensiv behandeltem Typ-1-Diabetes und stoffwechselgesunden Gleichaltrigen verglichen und Zusammenhänge mit der Stoffwechselkontrolle unter den Diabetespatienten analysiert. Methoden Die Ernährungsdaten von 712 11- bis unter 19-Jährigen einer bundesweiten populationsbasierten Erhebung zum Verlauf des früh manifesten Typ-1-Diabetes (52,7 % männlich, Durchschnittsalter 15,6 Jahre) wurden mit 949 Ernährungsprotokollen von 296 stoffwechselgesunden Teilnehmern der DONALD Kohortenstudie (49,7 % männlich, Durchschnittsalter 14,4 Jahre) unter Anwendung linearer gemischter Modelle verglichen. Außerdem wurde der Zusammenhang zwischen der Mahlzeitenhäufigkeit und / oder dem Kohlenhydratverzehr mit der Stoffwechselkontrolle (HbA1c) mit Hilfe multipler linearer Regressionsmodelle analysiert. Ergebnisse Nach einer umfassenden Adjustierung verzehrten die Diabetespatienten durchschnittlich 4,6 [95 %-Konfidenzintervall 3,6; 5,5] Mahlzeiten pro Woche mehr, jedoch 75,9 [64,5; 87,3] Gramm Kohlenhydrate pro Tag weniger als die Vergleichsgruppe. Die Häufigkeit des Frühstückens, Mittagessens, Abendessens und der Einnahme von Zwischenmahlzeiten war bei Patienten mit Diabetes höher, dagegen nahmen sie bei jeder Mahlzeit weniger Kohlenhydrate zu sich. Die Gesamt-Kohlenhydrataufnahme sowie die Aufnahme von Kohlenhydraten beim Frühstück waren mit höheren HbA1c-Werten verbunden, während eine erhöhte Frühstücksfrequenz mit niedrigeren HbA1c-Werten einherging. Schlussfolgerung Es bestand ein Unterschied in der Mahlzeitenhäufigkeit und Kohlenhydrataufnahme von Heranwachsenden mit früh manifestem Typ-1-Diabetes und Gleichaltrigen ohne Diabetes. Die beobachteten Zusammenhänge mit der Stoffwechselkontrolle stellen das Konzept einer völlig liberalisierten Essfrequenz und Kohlenhydrataufnahme bei Patienten mit intensivierter Insulintherapie infrage.

Read full abstract