Year
Publisher
Journal
1
Institution
Institution Country
Publication Type
Field Of Study
Topics
Open Access
Language
Filter 1
Year
Publisher
Journal
1
Institution
Institution Country
Publication Type
Field Of Study
Topics
Open Access
Language
Filter 1
Export
Sort by: Relevance
RELEVANSI MODEL KURIKULUM BOBBIT DALAM KKNI PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Kurikulum mengalami reorientasi dari masa ke masa mengikuti perkembangan zaman dan teknologi. Kurikulum diupayakan dapat mengimbangi era yang semakin mendigital. Kurikulum pendidikan tinggi menggunakan basis KKNI yang diklasifikasikan dalam jenjang-jenjang sesuai denga tingkat pendidikan. Pendidikan tinggi khususnya pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berupaya untuk melakukan orientasi konsep pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan KKNI. Model kurikulum Franklin Bobbit yang mengusung konsep sederhana bermakna bahwa kurikulum adalah untuk kehidupan manusia dapat menjadi alternatif reorientasi pengembangan kurikulum. Lulusan bahasa dan sastra Indonesia yang dianggap hanya bisa menjadi guru, dengan menggunakan pengembangan Bobbit akan mampu bersaing di bidang pekerjaan lain seperti penulis, editor, wartawan, pewara, penyunting, linguis, dan budayawan. Bobbit mengusung lima konsep pengembangan kurikulum antara lain, analisis pengembangan manusia, analisis pekerjaan, menurunkan tujuan, merumuskan tujuan, dan perencanaan secara terperinci. Langkah implementasi model Bobbit jika diimplementasikan dalam pembelajaran terdiri dari empat langkah antara lain, menentuksn tujuan, membagi tujuan ke dalam aktivotas dan ide, menganalisis waktu, dan evaluasi. Konsep dan langkah Bobbit relevan dengan konsep KKNI yang mengutamakan learning outocome melalui analisis sumber daya manusia, pekerjaan, dan tujuan yang tercapai.

Read full abstract
Open Access
PEMEROLEHAN KALIMAT TANYA BAHASA INDONESIA ANAK PRASEKOLAH USIA 5—6 TAHUN

Perkembangan bahasa anak merupakan proses yang unik. Perkembangan tersebut berkaitan dengan perkembangan fisik dan otak anak. Masa perkembangan bahasa yang mendekati sempurna adalah prasekolah (5—6 tahun) karena anak telah memahami gramatikal dan memproduksi bahasa pertamanya. Pada masa ini, anak telah menyampaikan berbagai kalimat, misalnya kalimat tanya. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemerolehan kalimat tanya pada anak prasekolah 5—6 tahun. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Data yang diharapkan adalah kalimat tanya yang disampaikan anak. Data dikumpulkan dengan teknik simak dan dianalisis dengan teknik padan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Anak prasekolah berusia lima dan enam tahun telah memperoleh kalimat tanya bahasa Indonesia. Anak prasekolah yang berusia 5 tahun telah mampu menyusun kalimat tanya biasa dengan struktur penggantian unsur kalimat berita dengan kata tanya apa, mana, dan kok serta kalimat tanya konfirmatif dengan kata iyakan yang disampaikan dengan intonasi tanya. Namun jumlahnya tidak banyak. Pemerolehan kalimat tanya pada anak usia enam tahun lebih bervariatif dibanding anak usia limat tahun. Untuk kalimat tanya biasa, anak menggunakan kata tanya apa, siapa, kenapa, dan kok serta kalimat tanya konfirmasi dengan struktur kalimat berita berintonasi tanya. Selain itu, anak juga menggunakan kata ganti apa (kah) untuk kalimat konfirmasi tersebut.

Read full abstract
Open Access
KARAKTERISTIK TUTURAN HUMOR

This study aims to describe the form of violations of the principle of cooperation in the humorous book “Lucu-Lucu Tokoh Dunia” by Isa An. Tamami. The principle of cooperation is a principle that is used as a guideline in communication activities, by applying the four maxims in it, namely the maxim of quantity, the maxim of quality, the maxim of relevance, the maxim of implementation / method. In the conversation humor book “Lucu-Lucu Tokoh Dunia” Figures found elements of violations of the principle of cooperation, so this is what attracts the attention of researchers to make research in pragmatic studies. The method used in this study is descriptive qualitative. The focus of this study lies in the problem of violating the principle of cooperation used in humorous conversations using reading methods and note-taking techniques and certain tips, namely coding and marking each conversation in pencil, with the aim of classifying data according to its maxims. The results of this study indicate that the violation of the principle of cooperation maximizes the quantity used in some humorous book “Lucu-Lucu Tokoh Dunia” conversations is greater than the violation of the principle of cooperation in the maximal implementation / method carried out. Violations of the principle of cooperation can occur because speakers do not understand the context of the conversation, besides that violations are also carried out as a means of creating humor, such as criticizing, insinuating, and entertaining. The researcher found a characteristic form of violation of maxims of quantity, the maxim of quality, the maxim of relevance, the maxim of implementation/method which included: speech characteristics, kibul speech forms, intersection speech forms, ambiguous speech forms. Examinations contained in the humorous book Lucu-Lucu Tokoh Dunia often violate the principle of cooperation. That is because to create a funny impression on the utterance.

Read full abstract
Open Access
WUJUD BUDAYA DAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT WATU DODOL

Cerita rakyat sangat perlu dipahami oleh masyarakat atau generasimuda karena di dalamnya memuat berbagai hal tentang budaya masyarakat tempat karya sastra itu hidup. Peran teknologi informasi dan komunikasi pada era digital saat ini tidak dapat dipungkiri telah menggeser peran orang tua dalam mendidik putra-putrinya, khususnya dalam hal pembentukan karakter. Kebiasaan orang tua zaman dahulu mendongengkan cerita rakyat menjelang tidur anak,diakui atau tidak telah semakin ditinggalkan. Sementara instrumen canggih yang bernama internet begitu banyak menawarkan berbagai informasi, pengetahuan, dan budaya tanpa adanya filter. Internet dan televisi terposisikan sebagai guru, namun tanpa memiliki rasio dan rasa. Anak bebas memilih yang baik atau pun yang buruk tanpa pujian, dorongan, atau pun ancaman dan hukuman. Kondisi ini patut diduga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap lunturnya standar moral yang berakar pada nilai-nilai lokal. Dalam kondisi demikian, sekolah diharapkan menjadi tempat menggantungkan harapan untuk membentuk karakter anak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa. Berkaitan dengan hal tersebut, Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan Struktur cerita rakyat Banyuwangi, Aspek Antropologi Budaya cerita rakyat Banyuwangi, Nilai pendidikan karakter cerita rakyat Banyuwangi, Relevansi cerita rakyat Watu Dodol dengan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

Read full abstract
Open Access
MODALITAS BAHASA INDONESIA DALAM TALK SHOW MATA NAJWA

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk modalitas dan sikap yang diungkapkan penutur pada tuturan Talk Show Mata Najwa. Pembuktian dari pernyataan yang digunakan oleh penutur dilihat dari reaksi bahasa yang diucapkannya. Ragam modalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu modalitas intensional, modalitas epistemik, modalitas deontik dan modalitas dinamik. Penelitian ini mengambil sumber data dari talk show Mata Najwa episode satu atau dua (debat tim sukses calon presiden nomor satu dan dua). Data penelitian ini berupa tuturan dan sikap penutur dari talk show Mata Najwa. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk modalitas tuturan dan sikap yang diungkapkan oleh tim debat dan diskusi di talk show Mata Najwa. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa teknik simak bebas libat cakap dan catat. Instrumen penelitian ini yaitu peneliti. Tabel analisis data dan transkrip data digunakan untuk membantu peneliti untuk menganalisis data. Tabel transkrip data digunakan untuk mengklasifikasikan ragam modalitas yang diungkapkan. Tabel analisis data digunakan untuk mendeskripsikan maksud tuturan dengan ragam modalitas bahasa Indonesia. Teknik pengecekan keabsahan data yang digunakan berupa ketekunan pengamatan. Teknik ketekunan pengamatan dilakukan untuk mengetahui data yang dihasilkan dapat dipercaya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan modalitas epistemik sering digunakan pada proses debat dan diskusi. Penggunaan modalitas epistemik banyak digunakan dengan alasan bahwa masalah diskusi mengandung kesalahan yang buruk dan cenderung tidak dapat diperbaiki. Penggunaan ungkapan modalitas epistemik berisi penegasan yang mengandung informasi. Informasi tersebut mengandung unsur kemungkinan tentang ‘pengetahuan’ dan ‘keyakinan’ antara penutur dan lawan tutur. Penggunaan unsur kemungkinan tentang ‘pengetahuan’ memiliki tujuan bahwa penutur tidak lebih baik pengetahuannya dari pada lawan tutur. Penggunaan unsur kemungkinan tentang ‘keyakinan’ berperan sebagai pendukung dari unsur kemungkinan tentang ‘pengetahuan’. Ungkapan penegasan sering dinyatakan dengan kata ‘harus’ yang berfungsi sebagai sarana orasi. Tujuan orasi tersebut untuk menunjukkan keunggulan dan kesalahan dari lawan diskusi.

Read full abstract
Open Access