Abstract

Gender dysphoria memicu ketidaknyamanan dan ketidaksesuaian antara identitas gender dan jenis kelamin biologis, dapat mempengaruhi ekspresi gender seseorang melalui fesyen, dengan potensi menjadi sumber kebanggaan dan ekspresi kreatif dalam lingkungan masyarakat, namun juga dapat menyebabkan frustrasi, ketidaknyamanan fisik, dan kecemasan yang berkelanjutan. Penelitian ini membahas tentang transformasi gender dysphoria menjadi tema dalam koleksi busana dengan menggunakan metode semantic differential. Penelitian ini menggunakan pendekatan explanatory dengan metode gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Data dikumpulkan melalui studi pustaka, wawancara ahli, dan survei terhadap responden dengan pemahaman tentang gender dan minat dalam fashion. Perancangan busana mengandalkan moodboard dengan kata kunci terkait gender dysphoria sebagai panduan utama, memastikan representasi yang akurat sesuai persepsi responden. Metode semantic differential digunakan untuk mengukur dan mentransformasi ide-ide terkait gender dysphoria menjadi desain busana yang representatif, melalui evaluasi dan analisis statistik terhadap penilaian responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa perancangan busana berdasarkan persepsi masyarakat terkait karakteristik gender dysphoria dapat direalisasikan menggunakan metode semantic differential untuk mengukur persepsi tersebut dan menggambarkan elemen desain yang mencerminkan karakteristik individu dengan gender dysphoria. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menciptakan desain busana yang mengkomunikasikan pengalaman gender dysphoria secara visual dan mendorong inklusivitas dan dukungan terhadap keberagaman gender dalam industri fesyen. Gender dysphoria triggers discomfort and incongruence between gender identity and biological sex, affecting one's gender expression through fashion, with the potential to be a source of pride and creative expression in society, but also causing ongoing frustration, physical discomfort, and anxiety. This study examines the transformation of gender dysphoria into a fashion collection theme using the semantic differential method. The research employs an explanatory approach combining quantitative and qualitative methods. Data is collected through literature review, expert interviews, and surveys targeting respondents with knowledge of gender and an interest in fashion. Fashion design relies on a moodboard with keywords related to gender dysphoria as the main guide, ensuring accurate representation according to respondent perceptions. The semantic differential method is utilized to measure and transform gender dysphoria-related ideas into representative fashion designs through evaluation and statistical analysis of respondent assessments. The study demonstrates that fashion design based on societal perceptions of gender dysphoria characteristics can be achieved using the semantic differential method to measure such perceptions and depict design elements that reflect the characteristics of individuals with gender dysphoria. The findings of this research are expected to contribute to the creation of fashion designs that visually communicate the experience of gender dysphoria and promote inclusivity and support for gender diversity in the fashion industry.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call