Abstract

Youtube merupakan salah satu platform media sosial yang dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai tempat penyampaian kritik dan saran terhadap kesenjangan sosial yang terdapat dilingkungan sekitar. Ide tersebut digunakan oleh salah satu Kreator Youtube animasi Tekotok dalam mengungkapkan kritikanya terhadap kesenjangan sosial. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kritik sosial yang terkandung dalam animasi youtube Tekotok. Teori yang digunakan adalah Analisis Wacana Kritis (AWK) Van Dijk, dengan metode analisi data kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa kritik sosial dalam animasi youtube Tekotok terwujud dalam bentuk kategori leksikon dan konteks sosial. Pada kategori leksikol ditemukan penggunaan kata vulgar yang terdiri dari pakaian dalam, aktivitas seksual, ketelanjangan. Selanjutnya ditemukan penggunaan metafora yang terdiri dari kekerasan seksual, penyimpangan seksual, kasus korupsi, kesehatan, politik dan ekonomi. Sedangkan dalam konteks sosial diperoleh temuan mengenai hukum dan kekerasan, politik, kesehatan, dan sosial. Oleh karena itu, penggunaan media sosial youtube sebagai salah satu platform penyampaian kritik dengan menggunakan animasi yang diselingin unsur kritis namun jenaka, dapat mudah diterima oleh masyarakat dari berbagai kalangan, dan pesan yang ingin disampaikan Kreator dapat terserap secara menyuluruh. YouTube is one of the social media platforms utilized by Indonesians as a place to convey criticism and suggestions for social inequality in the surrounding environment. The idea is used by one of the creators of Tekotok animation in expressing his criticism of social inequality. This research aims to identify social criticism contained in Tekotok's YouTube animation. The theory used is Van Dijk's Critical Discourse Analysis (AWK), with qualitative data analysis methods. The results showed that social criticism in Tekotok youtube animation is realized in the form of lexicon categories and social context. In the lexicon category, there is the use of vulgar words consisting of underwear, sexual activity, and nudity. Furthermore, it was found the use of metaphors consisting of sexual violence, sexual perversion, corruption cases, health, politics, and economics. Meanwhile, in the social context, findings were obtained regarding law and violence, politics, health, and society. Therefore, the use of YouTube social media as a platform for delivering criticism using animation with critical but humorous elements can be easily accepted by people from various circles, and the message that the creator wants to convey can be absorbed thoroughly.

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.