Abstract

Kurangnya pengetahuan tentang bahasa Inggris sangat berpengaruh besar pada minat belajar siswa. Guru mempunyai peranan yang krusial dalam menyajikan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan bagi siswa. Akan tetapi guru masih terlihat enggan untuk menyisipkan metode pembelajaran yang kreatif sehingga siswa dalam kesehariannya tidak mengenal bahasa Inggris dengan baik dan kurang berminat belajar bahasa Inggris. Siswa tidak fasih dalam berbahasa Inggris selama proses belajar dan mengajar karena malu untuk mengucapkan kosakata berbahasa Inggris dihadapan teman kelasnya. Permasalahan yang dipecahkan dalam program pengabdian kepada masyarakat adalah bagaimana penerapan Tongue Twister dalam upaya meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris para siswa, dan menemukan sejauh mana kemampuan berbahasa Inggris siswa dalam menggunakan Tongue Twister. Siswa diharapkan dapat memiliki pengucapan yang baik, mencapai skor standar, dan aktif dalam berbicara menggunakan bahasa Inggris. Metode berupa pendekatan kuantitatif dengan desain pre-experimental. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Populasinya adalah siswa kelas VII MTS Negeri 3 Lombok Barat yang terdiri dari 60 siswa dan sampel 20 siswa dengan prosedur yaitu memberikan speaking test, terdiri atas pre-test dan post-test. Skor tes diolah menggunakan T-test. Hasil adalah rerata skor pre-test pada pengucapan (pronunciation) adalah 3,9 dan post-test adalah 4,4. Sedangkan rerata skor pada kelancaran (fluency) adalah 4.15 dan post-test adalah 4,6. Total hasil pengucapan (pronunciation) dan kelancaran (fluency) atau X1 adalah 80.5 dan post-test atau X2 adalah 90. Hasil pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan adanya peningkatan capaian pengucapan siswa yang diajar dengan teknik tongue twister.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call