Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan mengkaji dampak kepala madrasah terhadap keberhasilan siswa baik dalam ranah akademik maupun non-akademik di Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram. Selanjutnya, tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan mengkaji unsur-unsur yang mendukung maupun menghambat fungsi tersebut. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus. Lokasi penelitian adalah Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram. Sumber data adalah kepala madrasah dan wakil kepala madrasah bidang kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, hubungan masyarakat, dan program keagamaan, pengawas olimpiade, pendidik, siswa, dan siswa AM. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles Huberman, pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah memegang peranan penting dalam mencapai keberhasilan siswa baik dalam ranah akademik maupun non-akademik di Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram. Peran ini memiliki banyak sisi, meliputi peran EMASLIM IKIEF (Pendidik, Manajer, Administrator, Supervisor, Pemimpin, Inovator, Motivator, Pembicara, Komunikator, Evaluator, dan Fasilitator). Elemen kunci yang berkontribusi terhadap keberhasilan siswa baik dalam ranah akademis maupun nonakademis meliputi keterlibatan aktif staf pengajar dalam membimbing dan membina siswa, antusiasme dan pola pikir mereka yang tinggi, serta motivasi siswa untuk berpartisipasi dalam semua kegiatan dan kompetisi. Selain itu, kepala sekolah memiliki prinsip-prinsip yang kuat. Madrasah ini telah mencapai kemahiran dalam media sosial, merupakan madrasah terdepan di Indonesia, menawarkan fasilitas yang lengkap, mentor, dan pelatih untuk olimpiade eksternal, pelatihan untuk staf pengajar, penyediaan materi matrikulasi untuk siswa baru, manajemen pembinaan olimpiade yang efektif, dan memberikan masukan dan bimbingan motivasi dari kepala sekolah, staf pengajar, dan orang tua kepada siswa. Selain itu, hambatan terhadap keberhasilan siswa baik dalam ranah akademis maupun nonakademis meliputi perlunya pendanaan yang tepat untuk kompetisi yang menarik sejumlah besar peserta. Akan tetapi, madrasah tidak mampu membiayainya secara penuh, hanya menyediakan sebagian dana. Tidak semua orang tua mengizinkan anak-anaknya untuk mengikuti perlombaan, terutama karena mereka lebih suka berkonsentrasi pada kemajuan akademis saja. Beberapa siswa perlu lebih konsisten dalam mengikuti proses seleksi, kurang bimbingan dari para profesor, dan terlibat konflik dengan jadwal untuk mengakses fasilitas dan infrastruktur.
Published Version
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have