Abstract

Diangkatnya judul ini karena situasi dialami oleh mayoritas para wanita yang sudah menikah di Indonesia khususnya di Kecamatan Batu Aji, Batam. Dimulai dari angka cerai gugat di Batam yang dilakukan istri terhadap suaminya pada 2022 akhir mencapai 1.505 kasus. Sedangkan dari pihak suami yang mengajukan talak hanya 541 kasus. Solusi poligami yang disyariatkan oleh agama justru mendulang masalah internal dalam keluarga. Yang terjadi adalah, para istri lebih memilih mengajukan cerai gugat dan bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga serta mendidik anak di rumah daripada harus menjalankan syariat tersebut. Peran ganda ibu rumah tangga sekaligus pencari nafkah inilah yang akhirnya berimpas pada kepribadian anak-anak di rumah. Dimulai dari segi psikologi, akhlak, emosi bahkan pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis dan menemukan fenomena penolakan poligami yang dilakukan oleh wanita karier di Kecamatan Batu Aji, Batam, dan (2) menganalisis dan menemukan dampak penolakan poligami terhadap kepribadian anak di rumah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis studi kasus. Objek penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Batu Aji, Kota Batam. Teknik pengambilan data yaitu dengan survey kuesioner, wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) penolakan poligami bukan terjadi karena tidak menyetujui syariat, terdapat pelaksanaan poligami yang salah dan ada lima faktor poligami tertolak, dan (2) tantangan terberat dalam menyeimbangkan berkarier dan mengurus anak adalah waktu dan terdapat empat pengaruh penolakan poligami pada anak.
 Kata kunci: penolakan poligami; wanita karier; kepribadian anak.

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call