Abstract
This paper attempts to analyze the Qur’anic story of Ibrahim in the light of hermeneutical structuralism. It aims at unrevealing the meaning through its relational features of the language structure in each verse. Besides, the hermeneutical approach complements to our understanding on the text in a non-structural symbolic interpretation. By these two approaches, this paper finds a paralleled analogy between the moon, stars and sun with the statue and Namrud. The relationship between these things was evident from the point that the three were considered to be gods but no one could prove their qualities possessed by God. Another parallel was apparent from the logic of the birds, fire and goats. As Ibrahim has experienced several extraordinary events in his life, these events can be found paradigmatic relations that all of them are in the frame of sacrifice, preaching, and efforts to call people on the faith in God.
Highlights
Zunly NadiaPendahuluan Alquran, menurut Fazlur Rahman, adalah kitab yang “sepenuhnya ditujukan pada manusia.” Dia menyebut salah satu fungsinya adalah sebagai petunjuk bagi manusia (QS. al-Baqarah [2]: 185), dan diyakini tetap aktual serta tidak akan pernah habis meskipun diungkap maknanya melewati batas ruang dan sejarah.
Kisah juga menempati bagian terbanyak dalam keseluruhan isi Alquran, yaitu terdapat dalam 35 surah dan 1.600 ayat.
Bertolak dari paparan di atas penulis hendak mengkaji salah satu kisah dalam Alquran, yaitu kisah Nabi Ibrahim yang terdapat dalam surah al-An„ām ayat 74-83.
Summary
Pendahuluan Alquran, menurut Fazlur Rahman, adalah kitab yang “sepenuhnya ditujukan pada manusia.” Dia menyebut salah satu fungsinya adalah sebagai petunjuk bagi manusia (QS. al-Baqarah [2]: 185), dan diyakini tetap aktual serta tidak akan pernah habis meskipun diungkap maknanya melewati batas ruang dan sejarah. Kisah juga menempati bagian terbanyak dalam keseluruhan isi Alquran, yaitu terdapat dalam 35 surah dan 1.600 ayat. Bertolak dari paparan di atas penulis hendak mengkaji salah satu kisah dalam Alquran, yaitu kisah Nabi Ibrahim yang terdapat dalam surah al-An„ām ayat 74-83. Dengan analisa strukturalisme-hermeneutik ini, setidaknya menurut penulis akan memberikan perspektif yang berbeda dari analisa yang selama ini biasa dilakukan oleh para pengkaji dan pemerhati studi Alquran. Kisah Nabi Ibrahim dalam Alquran Ibrahim adalah nabi yang dikenal sebagai bapak dari tiga agama samawi: Islam, Yahudi dan Nasrani. Nama Azar yang dikenal dengan bapak Ibrahim ini menurut riwayat dari Ibn H{ātim bukanlah nama sebenarnya. Kisah Nabi Ibrahim di dalam Alquran sering ditampilkan dalam konteks dialog, sehingga lafal-lafal seperti qāla, qālū, qulnā, yaqūl dan yaqūlūn kerap dipergunakan. Maryam [19]: 42-47; (2) Dialog tentang fenomena alam, seperti dalam QS. al-An„ām [6]: 76-79; (3) Dialog dengan raja Namrud, seperti dalam surah al-Baqarah [2]: 258; (4) Dialog tentang menghidupkan yang mati, seperti dalam surah alBaqarah [2]: 260; (5) Dialog tentang kurban, seperti dalam surah alS{āffāt ayat 100-102; (6) Dialog tentang penghormatan kepada tamu, dalam surah al-Dhāriyāt [51]: 24-27
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.