Abstract

Pengeboran tanah untuk pekerjaan fondasi pada tanah berpasir menyebabkan sebagian dinding bor runtuh sehingga membutuhkan perekat butiran seperti bentonite yang dapat mengembangkan diri. Disisi lain, bentonite diperoleh melalui proses penambangan yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Pembuangan limbah bentonite harus melalui proses netralisis zat berbahaya (Fe, 3,8% dan NaHCO3, 12%) agar tidak merusak lingkungan. Kegiatan filterisasi berpotensi mengakibatkan keterlambatan proyek dan pembengkakan biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan alternatif pengganti bentonite. Limbah bata merah dan plesteran memiliki potensi untuk menggantikannya jika digunakan dalam gradasi yang halus (≤0,075 mm). Gradasi halus pada kedua limbah sangat berkaitan dengan kemamapuan untuk mengembang. Limbah bangunan tersebut dihancurkan menjadi serbuk kemudian dibuat larutan dengan beberapa percobaan komposisi antara air, bata merah, plesteran, dan NaHCO3 dalam jumlah yang kecil (1%-8%). Kemudian larutan diaplikasikan pada sampel tanah kecil dari lubang bor yang mengalami keguguran di lapangan dan diuji swelling satu arah. Pengamatan secara mikroskop dengan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope) diperlukan untuk melihat kandungan larutan tersebut. Hasil penelitian laboratorium menunjukkan adanya peningkatan swelling seiring dengan penambahan NaHCO3 serta kemiripan kandungan larutan limbah dengan bentonite. Penelitian ini sangat bermanfaat bagi dunia industri terutama hal yang berkaitan dengan ecogreen dalam hal pengeboran baik fondasi maupun pengeboran dalam tanah lainnya.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call