Abstract

<p><em>The counter-terrorism policy by establishing Internment Camps in Xinjiang has generated various contradictions. This policy is considered to have had the impact of gross human rights violations on the people of Xinjiang, especially the Uyghur Muslim ethnicity. The Western media has carried out demonization propaganda that China's policies have discriminated against the Uighur ethnicity. The Internment Camp are said to be prison for the Uighur ethnic group by limiting their freedom. Responding to information spread by extreme Western media, China has carried out a disinformation campaign through its international media, where the disinformation campaign is a strategic step for China to convey the different fact that there is no act of discrimination against any ethnicity in Xinjiang. The disinformation campaign by the Chinese media succeeded in dismissing all bad news about their country by presenting different facts by showing evidence that the Uighur ethnic group lives peacefully in Xinjiang. Chinese media has firmly stated that the internment camps are not intended for ethnic Uighurs but rather individuals who fulfil three categories under the Anti-terrorism Law.The policy made is the Chinese government's way of eradicating terrorism in his country. Additionally it is stated that the Internment Camp was established to provide vocational training according to his national regulations. This study uses qualitative research methods with a descriptive analytical type of research. This research is based on the agenda setting theory in the mass media which is used to help analyze the problems in this study.</em></p><p>Kebijakan kontra terorisme dengan mendirikan Kamp Interniran di Xinjiang menimbulkan beragam kontroversi. Kebijakan tersebut dinilai sebagai tindakan pelanggaran HAM berat terhadap masyarakat Xinjiang khususnya etnis muslim Uighur. Media Barat melakukan propaganda demonisasi bahwa kebijakan China telah mendiskriminasikan etnis Uighur. Kamp Interniran disebut sebagai penjara bagi etnis Uighur dengan membatasi kebebasan etnis Uighur. Menyikapi informasi yang disebarkan oleh media ekstrim Barat, maka China melakukan kampanye disinformasi melalui media internasionalnya, dimana kampanye disinformasi merupakan sebuah langkah strategis China untuk menyampaikan fakta yang berbeda bahwa tidak ada tindakan diskriminasi terhadap etnis manapun di Xinjiang. Kampanye disinformasi oleh media China berhasil menepis segala pemberitaan buruk mengenai negaranya dengan menampilkan fakta yang berbeda dengan menunjukkan bukti bahwa etnis Uighur hidup dengan damai di Xinjiang. media China secara tegas menyatakan bahwa Kamp Interniran tidak diperuntukan bagi etnis Uighur melainkan individu yang memenuhi tiga kategori berdasarkan UU antiterorisme. Kebijakan yang dibuat merupakan cara pemerintah China untuk memberantas terorisme di negaranya. Selain itu dinyatakan bahwa Kamp Interniran didirikan untuk memberikan pelatihan kejuruan sesuai dengan peraturan nasional China. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian berupa deskriptif analitis. Penelitian ini berlandaskan teori agenda setting dalam media massa yang digunakan untuk membantu menganalisis masalah dalam penelitian ini.</p>

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call