Abstract

Produksi jagung di Indonesia cukup tinggi, yaitu 18.364.430 ton dengan total luas panen 4.131.676 ha dan produktivitas sebesar 41,18% (BPS, 2010). Salah satu jenis jagung yang potensial dan banyak dikembangkan adalah jagung pulut. Jenis jagung ini sangat cocok dalam pembuatan emping jagung karena memiliki kandungan amilopektin tinggi (>80%). Emping jagung pulut banyak diproduksi oleh industri skala kecil hingga menengah sebagai produk makanan ringan. Permasalahan yang kemudian terjadi adalah penanganan pasca produksi, emping jagung memiliki kemampuan penyerapan air yang tinggi sehingga saat digoreng, tidak mekar dengan sempurna sehingga kurang enak dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji persamaan sorpsi isotermi emping jagung yang memberikan perkiraan kadar air keseimbangan yang paling mendekati kadar air keseimbangan terukur. Dengan menggunakan suhu 25˚C, 30˚C dan 35˚C dengan kombinasi RH 40%, 60% dan 80%, penelitian ini menunjukkan bahwa Persamaan Henderson memberikan perkiraan perilaku sorpsi isotermi emping jagung pulut yaitu pada kondisi suhu 30˚C lebih mendekati hasil percobaan dan juga pada suhu 35˚C. Sedangkan Persamaan Chung & Pfost paling baik menggambarkan perilaku sorpsi isotermi pada suhu 25˚C. Selain itu, Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kerapuhan (daya patah) emping jagung pulut pada berbagai beberapa kondisi penyimpanan. Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi RH lingkungan maka Nilai daya patah semakin tinggi pula. Kata kunci : Kadar air keseimbangan, Sorpsi isotermi, emping jagung pulut.

Highlights

  • ABSTRAK Produksi jagung di Indonesia cukup tinggi, yaitu 18.364.430 ton dengan total luas panen 4.131.676 ha dan produktivitas sebesar 41,18% (BPS, 2010)

  • One type of corn that is potential and widely developed is pulut corn. This type of corn is very suitable in making corn chips because it has a high amylopectin content (> 80%)

  • The problem that occurs is the handling of post-production, corn chips have a high ability of water absorption so that when fried, it does not bloom perfectly so that it is less tasty to consume

Read more

Summary

METODOLOGI PENELITIAN

Alat Adapun alat-alat yang digunakan adalah climatic chumber, texture analyzer, timbangan digital dan oven. Bahan Bahan yang digunakan adalah emping jagung pulut sebanyak 27 keping, dengan masing-masing perlakuan 3 kali ulangan. Sampel kemudian dimasukkan kedalam climatic chumber dengan menyetel suhu dan RH sesuai dengan perlakuan, suhu yang dipakai, Penimbangan sampel dilakukan setiap 24 jam sampai mencapai berat konstan atau perubahan terjadi (± 0,005 g). Sampel dikeluarkan dari climatic chumber untuk uji daya patah dengan menggunakan texture analyzer. Penentuan kadar air sampel Emping jagung yang telah di uji daya patahnya dihancurkan dengan cara diremas untuk menyeragamkan serta mempercepat proses pindah panas selama emping itu dikeringkan dalam oven. Setelah itu diambil sampel 10 gram dan dimasukkan dalam oven dengan suhu 115°C sampai berat konstan. Model persamaan sorpsi isotermi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Henderson dan Chung dan Pfost. RH dan T masing-masing diregresi untuk mendapatkan nilai c1 dan c2 tersebut

HASIL DAN PEMBAHASAN
Sorpsi Isotermi
Model yang dipakai pada penelitian ini yaitu Persamaan Henderson dan Persamaan
Uji ketepatan model Henderson dan
Modulus Deviasi
Findings
DAFTAR PUSTAKA
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call