Abstract

<p>Lemongrass (<em>Cymbopogon citratus</em> Stapf) is a potential plant producing lemongrass oil and citral, widely used for food, cosmetic, pharmaceutical industries, and traditional medicinal ingredients. Organic cultivation is expected to provide healthy food and medicinal ingredients. The study aimed to determine the production and quality of several lemongrass clones applied with an organic fertilizer at the Sukamulya research garden, ISMECRI, in Sukabumi, West Java, from November 2019 to June 2020. A Randomized Block design consisting of two factors and two replications was applied. The first factor was clones consisting of three lemongrass (<em>C. citratus</em>), i.e., a) Sukamulya, b) Cimande, c) Banten, and d) one clone of <em>C. flexuosus</em>. The second factor was organic fertilizer (1 kg/plant), namely: a) control, b) cow manure, c) goat manure, and d) chicken manure. The results showed that the application of organic fertilizer derived from cow and goat manure could increase the leaf length of several lemongrass clones. Plant growth, including the number of tillers, plant height, leaf length, pseudo-stem length, canopy, oil content, and oil yield of five-months-old citronella plants, were influenced by clones. <em>C. flexuosus</em> had lower plant height, pseudo-stem length, and mass weight than the three <em>C. citratus</em> clones but had higher oil content and yield. Lemongrass oil content in each clone was 0.82% (<em>C. flexuosus</em>), 0.30% (Sukamulya clone), 0.18% (Cimande clone), and 0.21% (Banten clone). The highest oil and citral yield was produced from <em>C. flexuosus</em> (72.08 and 51.06 kg/ha) and Sukamulya clone (69.91 and 54.27 kg/ha).</p><p>Kata kunci : clone, <em>Cymbopogon citratus</em> Stapf., growth, organic fertilizer, yield</p><p> </p><p><strong>Abstrak</strong></p><p>Serai dapur (<em>Cymbopogon citratus </em>Stapf) merupakan tanaman potensial penghasil minyak atsiri (<em>lemongrass</em><em> oil</em>) dan sitral, yang banyak dimanfaatkan untuk bumbu dapur, industri farmasi, kosmetik, dan obat tradisional. Budidaya organik diharapkan dapat menjadi sarana penyediaan bahan obat dan industri yang lebih sehat dan aman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi dan mutu beberapa klon serai dapur yang menggunakan pupuk organik. Penelitian dilakukan di KP. Sukamulya, Balittro, Sukabumi, Jawa Barat sejak November 2019 sampai Juni 2020. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dua faktor dengan dua ulangan. Faktor pertama adalah klon yang terdiri dari tiga klon serai dapur (<em>C. citratus</em>), yaitu: a) Sukamulya, b) Cimande, c) Banten, dan d) satu klon <em>Cymbopogon flexuosus</em>. Faktor kedua adalah jenis pupuk organik (1 kg/tanaman), yaitu: a) kontrol, b) kotoran sapi, c) kotoran kambing, dan d) kotoran ayam. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi pupuk organik yang berasal dari kotoran sapi dan kambing dapat meningkatkan panjang daun beberapa klon serai dapur. Pertumbuhan tanaman meliputi jumlah anakan, tinggi tanaman, panjang daun, panjang batang semu, kanopi serta kandungan dan produksi minyak tanaman serai dapur berumur lima bulan yang dipengaruhi klon. <em>C. flexuosus</em> memiliki tinggi tanaman, panjang batang semu dan bobot massa yang lebih rendah dari ketiga klon <em>C</em><em>.</em><em> </em><em>citratus</em>, tetapi memiliki kandungan dan produksi minyak yang lebih tinggi. Kandungan minyak serai dapur pada masing-masing klon adalah 0,82% (<em>C. flexuosus</em>), 0,30% (klon Sukamulya), 0,18% (klon Cimande), dan 0,21% (klon Banten). Produksi minyak dan sitral tertinggi dihasilkan dari <em>C. flexuosus</em> (72,08 dan 51,06 kg/ha) dan klon Sukamulya (69,91 dan 54,27 kg/ha). </p><p>Keywords: klon, <em>Cymbopogon citratus</em> Stapf, pertumbuhan, pupuk organik, produksi</p>

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call