Abstract

Penggunaan AI Image Generator semakin meluas dalam berbagai konteks, namun demikian, kehadirannya tidak terlepas dari risiko penyalahgunaan. Kasus Taylor Swift yang menjadi korban AI merupakan contoh nyata dari bahaya yang mungkin muncul dalam teknologi ini, di mana algoritma pengajaran mendalam digunakan untuk menghasilkan gambar-gambar yang realistis. Penyalahgunaan AI Image Generator, terutama dalam pembuatan konten pornografi, telah memunculkan kekhawatiran terkait keamanan siber. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan bagaimana penyalahgunaan kecerdasan buatan dalam pembuatan konten pornografi dapat terjadi. Data dikumpulkan melalui tinjauan literatur, observasi, dan wawancara untuk memperoleh pemahaman tentang fenomena tersebut serta dampaknya terhadap studi kriminologi tentang kejahatan siber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti anonimitas dan fleksibilitas identitas dalam ruang siber memfasilitasi penyalahgunaan AI untuk pembuatan konten pornografi. Perbedaan norma antara dunia maya dan nyata juga dapat menciptakan konflik yang memicu terjadinya kejahatan. Sulitnya pelacakan kejahatan siber menantang penegakan hukum, sementara ruang maya memberikan kesempatan bagi pelaku untuk melarikan diri. Dengan demikian, perlindungan terhadap keamanan siber perlu ditingkatkan untuk mencegah penyalahgunaan teknologi AI yang berpotensi merugikan.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call