Abstract
Indonesia memiliki potensi energi terbarukan cukup besar dengan berbagai macam seperti energi angin, surya, air, dan bioenergi menawarkan keuntungan utama dalam mengurangi polusi udara dan memiliki ketersediaan yang melimpah. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTS) dapat menjadi solusi yang efektif untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus berkembang, terutama di Indonesia yang memiliki potensi sinar matahari yang melimpah. Dukungan dari kebijakan pemerintah dan insentif diharapkan dapat mempercepat penerapan PLTS atap, mengurangi ketergantungan pada energi fosil, dan membantu mencapai target bauran energi terbarukan Indonesia pada tahun 2025. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membandingkan potensi energi listrik yang dapat dihasilkan di masing-masing wilayah, guna menyediakan data yang relevan dalam perencanaan pengembangan PLTS atap secara nasional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menggambarkan fenomena secara sistematis dan akurat tanpa melakukan manipulasi terhadap variabel yang diamati. Data dikumpulkan melalui dokumentasi, yaitu analisis terhadap berbagai dokumen relevan seperti laporan, arsip, dan sumber tertulis lainnya. Setelah data dikumpulkan, analisis dilakukan melalui tiga tahap: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian menunjukkan bahwa potensi listrik PLTS atap di Indonesia dipengaruhi oleh intensitas radiasi matahari, baik berdasarkan GHI maupun GHI tilt. GHI tilt memberikan estimasi yang lebih akurat karena mempertimbangkan efisiensi penangkapan radiasi oleh panel yang dipasang miring, menghasilkan potensi listrik yang lebih tinggi. Kota dengan GHI tilt tertinggi, seperti Makassar dan Kupang, menunjukkan potensi listrik tahunan yang lebih besar, sehingga PLTS atap di daerah ini dapat lebih maksimal dalam menghasilkan energi terbarukan.
Published Version
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have