Abstract

Non-wood forest products (NTFPs) are the result of the forestry sector are still very much needed by the world and can be an opportunity to add value to the economy, especially in the forestry sector. This study aims to determine the potential and utilization of bamboo on community land in Kading Village, Tanete Riaja District, Barru Regency. There are two data collected in this study; they are potential data and bamboo plant utilization data. Potential data collection in this study was carried out in three stages, namely mapping the distribution point of a bamboo clump, collecting data on an area of farmer's garden that has bamboo, and counting the number of bamboo groves on the respondent's bamboo land. Candid interviews with 30 bamboo landowners obtained the data on the use of bamboo plants. The total area of community land covered with bamboo in Kading Village is 7.29 ha with 250 clumps consisting of 2,203 bamboo shoots, 5,345 young bamboo, and 4,532 old bamboos.

Highlights

  • Hasil sektor kehutanan masih sangat dibutuhkan oleh dunia

  • This study aims to determine the potential and utilization of bamboo on community land in Kading Village, Tanete Riaja District, Barru Regency

  • Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan; Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi; Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Read more

Summary

PENDAHULUAN

Hasil sektor kehutanan masih sangat dibutuhkan oleh dunia. Selain dari sumbangsi jasa seperti tata air dan penghasil oksigen, hutan juga menghasilkan hasil hutan bukan kayu (HHBK) berupa rotan, nilam, bambu, palem, sagu, getah dan aren. Priyanto & Abdulah (2014) menyatakan salah satu hasil hutan yang banyak ditemukan di Indonesia adalah bambu. Bagian Timur Indonesia menjadi tempat potensial untuk bambu tumbuh dan berkembang. Sulawesi menjadi salah satu daerah penghasil bambu terbesar di Indonesia, juga menjadi tempat berbagai jenis bambu. Masyarakat Desa Kading juga telah lama memanfaatkan bambu, terutama sebagai bahan baku utama untuk pembuatan rumah. Masyarakat Desa Kading belum mampu memvariasikan produk-produk bambu yang bernilai tinggi di pasaran. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi dalam pengolahan bambu serta tidak adanya penyuluhan yang pernah dilakukan tentang potensi dan pemanfaatan bambu itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut diatas perlu digali lebih dalam mengenai potensi dan pemanfaatan yang luas guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan tanaman ini.

METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bambu Bambusa vulgaris
Findings
KESIMPULAN
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call