Abstract

Ancaman triple-burden baik endemik, emerging, dan re-emerging, masih menjadi tantangan bagi dunia kesehatan. Indonesia menghadapinya dengan mengembangkan Early Warning Alert and Response System (EWARS) atau Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Sistem ini mendeteksi kesiagaan terhadap perkembangan 24 jenis penyakit yang berdampak pada kesehatan masyarakat. Sistem ini bekerja dengan cara memantau perkembangan tren suatu penyakit menular potensial wabah/KLB dari waktu ke waktu dalam periode mingguan. Tujuan dari tulisan ini adalah melakukan analisis sistem untuk mendapatkan deskripsi dan permasalahan sistem. Analisis dilakukan pada data sekunder yang diperoleh dari dashboard web pelaporan teknologi digital SKDR. Penelitian ini menggunakan jenis studi deskriptif dengan prosedur analisis data sekunder. Data menunjukkan SKDR generasi V1 pada dashboard belum memuat pelaporan berbasis indicator (IBS) dan berbasis kejadian (EBS), sedangkan pada generasi V2 sudah memuat pelaporan berbasis IBS dan EBS. Pada tahun 2016 jumlah alert yang direspon kurang lebih 55% dan meningkat menjadi sekitar 70% di tahun 2019. Ketepatan laporan unit pelapor menurut Provinsi tahun 2021 mencapai 5,25% dan tahun 2022 mencapai 28,95%. Kelengkapan laporan tahun 2021 mencapai (10,52%) dan tahun 2022 (81,58%). Peningkatan capaian target indikator menunjukkan ada perkembangan pemanfaatan teknologi digital dari Sistem Surveilans kewaspadaan Dini dan Respon di semua unit pelapor. Hal ini sejalan dengan pemenuhan komitmen global IHR 2005 Pemerintah Indonesia. Pemerataan jaringan internet yang stabil diperlukan di seluruh wilayah unit pelapor.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call