Abstract
<p>Di Indonesia, kategori ulama terdiri dari dua kelompok agamawan, yakni kiai dan habaib. Keduanya terlibat aktif dalam totalitas dakwah yang responsif terhadap keadaan masyarakat. Sehingga masyarakat tidak hanya menjadikan ulama sebagai rujukan keilmuan, namun sekaligus pertimbangan dalam menentukan pilihan-pilihan hidup, termasuk politik. Semakin banyak pengikut yang menyerahkan loyalitasnya kepada ulama, maka pengaruh dan kekuasaan yang dimiliki ulama bertambah besar. Implikasi politisnya, ulama mulai bersaing untuk mendapatkan banyak pengikut yang bisa dipertukarkan dengan manfaat berupa materi dan kedudukan. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dinamika perdebatan nasab Ba ‘Alawi antara kelompok pro-Imad dengan pro-habaib. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini berhasil mengumpulkan data primer berupa argumentasi kedua kelompok, sekaligus data sekunder dengan mengelaborasi studi literatur berupa sejarah dan perilaku politik ulama. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa perdebatan nasab memiliki unsur persaingan otoritas dan perebutan pengaruh antara sejumlah kiai Jawa dan habaib untuk mendominasi status dan manfaat yang menguntungkan.</p>
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Similar Papers
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.