Abstract

Sejatinya permasalahan lingkungan sudah terjadi jutaan tahun yang lalu Namun, kegiatan-kegiatan antropogenik melalui modernisasi dan industri yang dilakukan oleh manusia kian mempercepat peningkatan suhu muka bumi sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan iklim secara cepat, mencemari dan merusak lingkungan, serta mempercepat menurunnya keanekaragaman hayati. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi adaptasi kelembagaan Nahdlatul Ulama (NU) dalam merespon atau menghadapi perubahan iklim, polusi dan kerusakan lingkungan, serta hilangnya atau menurunnya keanekaragaman hayati (selanjutnya disebut triple planetary crisis). Metode tulisan ini bersifat deskriptif-obyektif, penulis sendiri merupakan tim yang banyak terlibat dalam riset-riset lingkungan baik di swasta maupun pemerintah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa triple planetary crisis telah mengakibatkan perubahan pada sistem sosial manusia (kelembagaan) pada berbagai tingkatan dari individu, rumah tangga, swasta hingga pemerintah. Ketidakmampuan masyarakat dalam beradaptasi dalam menghadapi perubahan iklim mengakibatkan kerugian sosial-ekonomi dan bahkan jiwa. Adapun secara kelembagaan, adaptasi yang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama (NU) dalam menghadapi perubahan iklim secara khsusus dengan membentuk Lembaga Penanggulangan Bencana Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI-NU). Namun, untuk permasalahan lingkungan yang lain yakni, polusi dan pencemaran lingkungan, serta penurunan keanekaragaman hayati, memerlukan pembentukkan kelembagaan baru yang lebih adaptif dengan permasalahan lingkungan yang dihadapi hari ini. Selain itu, mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan lingkungan (triple planetary crisis) tidak akan berhasil, tanpa memperhatikan aspek sosial-budaya masyarakat.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call