Abstract

Keagamaan yang terjadi di Indonesia dari tahun 2019 hingga Agustus 2022, serta untuk mengidentifikasi peran Kementerian Agama dalam mengelola peran publik untuk mencegah dan mengatasi konflik tersebut. Dalam rangka mencapai tujuan ini, kami melakukan analisis terhadap sekitar 86 kasus konflik keagamaan selama periode tersebut. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa konflik keagamaan di Indonesia dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu konflik antar agama dan konflik intra agama. Konflik intra agama, terutama di kalangan umat Islam, cenderung memiliki potensi konflik yang lebih tinggi daripada konflik antar agama, mengindikasikan tingkat toleransi yang lebih tinggi terhadap pemeluk agama lain. Kami juga mendapati bahwa konflik antar agama umumnya berhubungan dengan isu-isu terkait rumah ibadah, pembatasan aktivitas keagamaan, dan pemaksaan atribusi agama tertentu. Di sisi lain, konflik intra agama melibatkan isu-isu seperti penyesatan kelompok dalam Islam, pembatasan aktivitas keagamaan, rumah ibadah, dan terorisme, dengan penyesatan kelompok menjadi isu yang dominan. Pemeluk agama Kristen dan kelompok Salafi sering menjadi korban dalam konflik ini. Selain itu, Kementerian Agama memegang peran strategis dalam penyelesaian konflik keagamaan melalui Subdit Bina Paham Kegamaan Islam dan Penanganan Konflik (BPKI-PK) serta Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB). Mereka menggunakan berbagai pendekatan, termasuk dialog, partisipasi tokoh agama, dan penggunaan pernyataan publik, serta melibatkan penyuluh agama sebagai agen resolusi konflik. Meskipun memiliki potensi besar, penelitian juga mengungkapkan bahwa respons Kementerian Agama tidak selalu berhasil meredam konflik, dan terkadang bahkan dapat memperkuat eskalasi konflik, seperti yang terjadi dalam kasus pelarangan perayaan natal dan pendirian gereja di Dhamasraya pada tahun 2019. Oleh karena itu, penelitian ini menyoroti perlunya terus meningkatkan efektivitas langkah-langkah yang diambil oleh Kementerian Agama dalam menyelesaikan konflik keagamaan di Indonesia. Dalam periode penelitian ini, konflik keagamaan mengalami fluktuasi, dengan peningkatan yang signifikan pada tahun 2021 dan 2022, menekankan pentingnya upaya berkelanjutan untuk menciptakan kerukunan antarumat beragama di Indonesia.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call