Abstract


 Amerika Serikat (AS) dan Inggris merupakan mitra penting Yordania sejak masa awal negara tersebut berdiri sampai era sekarang. Pembentukan negara Yordania tidak terlepas dari campur tangan Inggris yang pada saat itu menjadi pemenang Perang Dunia I. Di era pasca Perang Dunia II sampai masa Arab Spring 2011, Timur Tengah menjadi kawasan yang selalu bergejolak dan tidak stabil. Namun, Yordania dan Monarki Hashemite-nya menjadi salah satu negara Arab yang selamat dari gejolak tersebut dan tetap bertahan hingga masa sekarang, 2022. Fokus penelitian artikel ini adalah memahami bagaimana peran dua kekuatan Barat tersebut dapat memberikan stabilitas politik dan keamanan bagi Yordania. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui telaah kepustakaan. Penelitian ini menggunakan kerangka analisis berupa Teori Neorealisme dan konsep bandwagoning yang merupakan turunannya.. Hasil penelitian dari artikel ini adalah Yordania menerapkan metode bandwagoning dengan menjalin hubungan politik dan keamanan yang sangat erat dengan dua AS dan Inggris. Hubungan tersebut sampai membuat AS memberikan Yordania status Major non-NATO Ally (MNNA). Yordania juga memilih bandwagoning terhadap Israel yang merupakan sekutu utama AS dan sebelumnya menjadi sumber ancaman bangsa Arab. Hal tersebut berpengaruh pada bertahannya stabilitas politik dan keamanan Yordania dari ancaman internal maupun eksternal sampai era sekarang.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call