Abstract

Sitrinin, suatu senyawa berfluorosensi pencemar sejumlah hasil pertanian, merupakan senyawa toksik terutama pada ginjal dan hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis sitrinin secara KCKT dan menurunkan kadar sitrinin dalam ekstrak kaldu hasil fermentasi Monascus purpureus secara mikrobiologi. Metode ekstraksi sitrinin dari kaldu fermentasi dioptimasi dengan berbagai pH dan pelarut pengekstraksi. Ekstrak sitrinin diinkubasi dengan bakteri Bacillus firmus pada berbagai fase pertumbuhan. Kadar sitrinin dalam ekstrak menurun secara signifikan setelah diinkubasi selama 24 jam dengan bakteri tersebut. Hasil penelitian menunjukkan sitrinin dapat dianalisis dengan sistem KCKT detektor fluorosensi pada λeks 330 nm dan λemisi 500 nm, fasa gerak asam fosfat 0,033 M : asetonitril (1 : 1), laju alir 1 mL/menit dengan waktu retensi rata-rata 6,1 menit. Perolehan kembali berada pada rentang 78-83%. Presisi metode ini tercermin pada nilai koefisien variansi 1,3 %, batas deteksi 0,03 µg/mL dan batas kuantitasi 0,11 µg/mL. Linearitas dinyatakan dengan koefisien korelasi (r) 0,9996 dan koefisien variasi fungsi regresi (Vx0) sebesar 1,3%. Kadar ekstrak sitrinin adalah 0,69 µg/mL. Kadar sitrinin setelah diinkubasi dengan media nutrient broth, biakan bakteri usia 5 jam, 9 jam, dan 14 jam berturut-turut adalah 0,56 ± 0,03, 0,27 ± 0,02, 0,26 ± 0,01, dan 0,24 ± 0,01 µg/mL. Inkubasi bakteri Bacillus firmus pada ekstrak sitrinin secara signifikan menurunkan kadar sitrinin dalam ekstrak.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call