Abstract
Tanaman krokot (Portulaca oleracea Linn.) kaya akan senyawa fenolik yang dapat digunakan untuk mengatasi sindroma metabolik, untuk mendapatkan senyawa fenolik berkhasiat dari tanaman krokot diperlukan suatu metode ekstraksi, namun demikian belum ada literatur yang menguji pengaruh pemilihan metode ekstraksi infusa vs dekokta terhadap perolehan kadar total senyawa fenolik dari tanaman krokot. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemilihan metode ekstraksi infusa vs dekokta terhadap perolehan kadar total senyawa fenolik dari tanaman krokot. Metode ekstraksi infusa dan dekokta dilakukan dengan menggunakan pelarut air 1:10 b/v (simplisia/pelarut) pada 90°C. Pada metode infusa ekstraksi dilakukan menggunakan wadah tertutup rapat selama 15 menit, sedangkan pada metode dekokta esktraksi dilakukan hingga volume larutan berkurang setengahnya. Penetapan kadar total senyawa fenolik dilakukan secara spektrofotometrik dengan menggunakan reagen folin-ciocalteu pada 750 nm. Pemilihan metode esktraksi konvensional infusa dan dekokta berpengaruh signifikan sig. (2-tailed) < 0.05 terhadap perolehan kadar total senyawa fenolik dari tamanan krokot Portulaca oleracea Linn. Metode ekstraksi dekokta lebih efektif digunakan untuk mengekstraksi senyawa fenolik dari tanaman krokok, menghasilkan kadar total senyawa fenolik sebesar 377.60 ± 2.44 mgGAE/g ekstrak kering jika dibandingkan dengan ekstrak infusa yang hanya menghasilkan kadar total senyawa fenolik sebesar 121.33 ± 1.16 mgGAE/g ekstrak kering.
Published Version (
Free)
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have