Abstract

Latar Belakang: Papua New Guinea memiliki prevalensi stunting tinggi mencapai 46,5% di tahun 2018. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor yang melekat pada anak (jenis kelamin, umur, dan kepemilikan jaminan kesehatan) dan faktor lingkungan rumah tangga yaitu pendidikan ibu balita, jumlah balita, sumber air minum dan jamban terhadap kejadian stunting di Papua New Guinea Tahun 2018. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional pada data sekunder “The Demographic and Health Surveys (DHS) di Papua New Guinea tahun 2018”. Dari 2.337 data balita, dilakukan proses ekstraksi dan cleaning data terhadap variabel diteliti, sehingga didapatkan 744 data balita siap dianalisis. Analisis statistik menggunakan uji chi square dan regresi logistik. Hasil: Penelitian menemukan bahwa status ibu balita tidak pernah sekolah (p-value=0,012; OR=1,488; 95% CI [1,092; 2,028] dan kelompok umur balita 24-59 bulan (p-value=0,000; OR=1,770; 95% CI [1,301; 2,408]) lebih berisiko memiliki/mengalami kejadian stunting balita. Kesimpulan: Penanganan stunting pada balita umur 24-59 bulan adalah fokus memberikan intervensi spesifik dan sensitif terutama intervensi pentingnya investasi pendidikan ibu balita di Papua New Guinea. Namun untuk pencegahan lebih dipentingkan intervensi tersebut diberikan sebelum balita berumur 24-59 bulan karena stunting merupakan manifestasi kekurangan gizi kronis.

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.