Abstract
Penentuan model geoid teliti penting untuk mendapatkan tinggi ortometrik dari tinggi Global Navigation Satellite System (GNSS). Salah satu faktor yang mempengaruhi ketelitian model geoid adalah densitas topografi. Umumnya, penentuan model geoid pada formula Stokes menggunakan densitas massa standar sebesar 2670 kg/m3. Namun, densitas topografi sesungguhnya bervariasi. Saat ini, tersedia model densitas global, salah satunya yang dibuat University of New Brunswick (UNB) dengan resolusi 30”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan densitas topografi dari densitas standar dan model global UNB terhadap ketelitian model geoid yang dihasilkan. Pemodelan geoid menggunakan metode Kungliga Tekniska Högskolan (KTH), dengan studi kasus Pulau Sulawesi, salah satu pulau yang memiliki variasi topografi yang sangat tinggi. Hasil validasi menggunakan data co-site GNSS-levelling menunjukan perubahan ketelitian yang tidak signifikan pada level milimeter, untuk geoid menggunakan densitas standar (NStandar) dan model global UNB (NUNB). Nilai standar deviasi dan RMS dari model NStandar sebesar 12,65 cm. Sedangkan nilai standar deviasi dan RMS dari model NUNB sebesar 12,58 cm dan 12,59 cm. Hal ini dikarenakan titik-titik validasi terletak pada lokasi dengan topografi yang tidak terlalu bervariasi. Selanjutnya, dilakukan pendetailan hitung perbedaan nilai geoid NStandar dan NUNB, diperoleh selisih antara -20 s.d. 30 cm di wilayah pegunungan. Perbedaan dalam level desimeter ini menunjukan efek yang signifikan dari densitas topografi terhadap ketelitian geoid, sehingga tidak bisa diabaikan, terutama untuk wilayah dengan variasi topografi yang tinggi.
Published Version
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have