Abstract

Katuk merupakan sayuran indigenous tahunan yang banyak ditanam di berbagai agroekologi. Tanaman yang mengalami cekaman air memerlukan tambahan unsur hara dalam proses pertumbuhan, yaitu dengan cara pemupukan. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh cekaman air dan interval pemupukan daun terhadap pertumbuhan tanaman katuk. Penelitian dilakukan pada Agustus hingga November tahun 2021 di rumah kaca Kebun Percobaan Leuwikopo, IPB Dramaga, Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan split-plot dalam rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) yang terdiri atas dua faktor yaitu interval pemupukan daun sebagai petak utama dan cekaman air sebagai anak petak. Interval pemupukan daun terdiri dari tiga taraf, yaitu P0 (tanpa pemupukan), P1 (2 minggu sekali), dan P2 (4 minggu sekali). Faktor cekaman air terdiri dari empat taraf, yaitu C1 (40% kapasitas lapang (KL)), C2 (60% KL), C3 (80% KL), dan C4 (100% KL). Penelitian dilakukan dengan tiga ulangan dengan 12 kombinasi perlakuan, sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Hasil menunjukkan bahwa cekaman air tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman katuk hingga umur 6 Minggu Setelah Transplan (MST). Pertumbuhan tanaman yang mendapatkan pengurangan pemberian air hingga 40% kapasistas lapang masih setara dengan tanaman dengan pemberian air kapasitas lapang (100%). Interval pemupukan daun 2 dan 4 minggu sekali meningkatkan jumlah cabang, jumlah daun, dan bobot panen daun katuk. Interaksi antara cekaman air dan pemupukan daun tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman katuk.
 Kata kunci: bobot panen, interval pemupukan, sayuran indigenous, stres air

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call