Abstract

Perilaku disruptive merupakan suatu istilah yang memayungi serangkaian perilaku seperti temper tantrum, menangis dan mengeluh yang berlebihan, terus menerus menuntut perhatian, tidak patuh, melawan, agresif terhadap diri sendiri atau orang lain, mencuri, berbohong, merusak barang-barang, serta tindak kekerasan (Schroeder & Gordon, 2002). Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan sebuah studi kasus mengenai penerapan Parent-Child Interaction Therapy (PCIT) kepada anak usia 3 tahun yang melawan dan menunjukkan perilaku disruptive. Setelah mengikuti 10 sesi PCIT dalam dua bulan, F menunjukkan penurunan perilaku bermasalah yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan di akhir sesi anak berhasil menunjukkan penurunan perilaku disruptive dan peningkatan kepatuhan terhadap ibu. Di sisi lain, keterampilan ibu dalam memberikan perhatian positif kepada anak, memberikan perintah yang efektif, serta memberikan konsekuensi yang tepat atas sikap anak juga mengalami peningkatan.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call