Abstract

<p><em>Tutur</em><em>a</em><em>n guru mendominasi dalam kegiatan interaktif dengan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Untuk mewujudkan pembelajaran yang komunikatif dan interaktif, guru mematuhi maksim kuantitas yang dikemukakan oleh Grice, yaitu berbicara sesingkat dan sejelas mungkin agar informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan mudah. Artikel ini membahas bagaimana mematuhi maksim kuantitas Grice dalam tuturan guru.</em><em> Sumber Data penelitian ini adalah tuturaan guru Bahasa Indonesia di MI Al Adnani. Adapun data yang digunakan adalah tuturan guru yang mengandung pentaatan maxim kuantitas. </em><em>Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif dimana data dikumpulkan melalui metode dokumentasi kemudian dianalisis menggunakan metode interaktif.</em><em> </em><em>Pengumpulan data dengan cara merekam semua kegitan aktifitas guru Bahasa Indonesia di MI Al-adnani kemudian data tersebut dittranskip dan klasisfikasikan berdasarn kategori teori grice dan dikelompokkan berdasarkan pola yang sama.</em><em>Hasil penelitian ini adalah pola-pola kalimat yang digunakan guru ketika berbicara dan menjelaskan mata pelajaran bahasa indonesia. Pola kalimat pada saat mentaati maksim kuantitas dalam tuturan guru digunakan dalam beberapa kategori; yaitu, 1) Permintaan "memohon", 2) Permintaan "Berdoa"; 3) Permintaan Bertanya; 4) Pertanyaan "tanyakan"; 5) Soal “menyelidiki”, dan 6) Larangan “Melarang”.</em><em> Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah mempolakan interaksi yang yang efektif yang digunakan guru. </em></p><p> </p>

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call