Abstract

Kebijakan pertanian berkelanjutan mendorong inovasi dalam pertanian seperti penggunaan biosaka sebagai elisitor pada tanaman. Biosaka mengandung senyawa kimia yang memicu respon positif pada tanaman. Bawang merah merupakan komoditas unggulan yang praktik budidayanya seringkali tidak memperhatikan dampak negatif terhadap lingkungan. Penggunaan biosaka sebagai alternatif diharapkan dapat mendukung pertanian bawang merah yang lebih ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh penggunaan elisitor biosaka terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai September di Kabupaten Subang Jawa Barat dengan ketinggian tempat 10 m dpl. Perlakuan elisitor biosaka dilakukan menggunakan 3 formula perlakuan yaitu A: formula 1 (babadotan, kitolod, anting–anting, maman lanang, dan tutup bumi), B: formula 2 (jelantir, sembung, patikan kebo, meniran, dan sembung rambat), C: formula 3 (babadotan, anting–anting, sembung, jelantir dan meniran), D: kontrol (tanpa elisitor), perlakuan diulang sebanyak 6 kali. Hasil penelitian menunjukkan semua formulasi elisitor biosaka berbahan dasar gulma daun lebar dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot umbi tanaman bawang merah. Pemilihan elisitor yang sesuai dengan teknik budidaya yang tepat dapat menghasilkan produksi tanaman yang optimal.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call